Jakarta – Direktur Utama Bank BNI, Royke Tumilaar berpesan kepada setiap pemimpin industri agar tidak latah menghadapi perubahan. Ia menilai, setiap transformasi atau perubahan perlu menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan dari nasabah.
Ia mencontohkan Amazon yang terus berupaya mendorong digitalisasi dalam proses bisnisnya. Meskipun demikian, Amazon tetap membuka cabang-cabang fisik untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Ini berarti perubahan digital bukan satu-satunya cara untuk menggaet lebih banyak konsumen.
“Intinya jangan ikut-ikutan dalam menyikapi perubahan-perubahan yang ada. Harus hati-hati. Jangan sampai kita latah melakukan perubahan-perubahan karena persaingan. Kita lihat dari kacamata nasabah juga, mereka siap atau tidak,” jelas Royke pada webinar Ikatan Bankir Indonesia “The Next Journey for Bankers,” Rabu, 20 April 2022.
Lebih jauh, Royke menekankan transformasi pada sebuah perusahaan memerlukan talent yang mumpuni dan proses yang panjang. Ia menyebut talent-talent muda yang banyak saat ini perlu diberdayakan dengan baik agar tetap betah di perusahaan. Menurutnya, ini bukanlah langkah yang mudah.
“Transformasi yang paling penting adalah talent, bagaimana kita menyiapkan perubahan mindset dan menyiapkan talent untuk ke depan untuk bertransformasi ke depan. Ini tidak mudah,” ujarnya.
Royke juga mengakui bahwa inisiatif perubahan tidak semuanya berhasil. Perseroan perlu melakukan proses trial and error dalam mengembangkan perubahan yang ada. Maka, waktu untuk berproses diperlukan untuk mengurangi kekurangan dan memperbaikinya agar sesuai dengan keinginan serta kebutuhan nasabah. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra