Jakarta— PT Bank Central Asia Finance (BCA Finance) mampu mencatatkan kinerja pertumbuhan yang baik sepanjang 2021 hingga memasuki akhir 2022. Perusahaan berhasil mengantongi laba setelah pajak sebesar Rp1,7 triliun pada 2021, atau naik sebesar 39,4% dibandingkan posisi 2020 sebesar Rp1,2 triliun.
Menguatnya kinerja keuangan perusahaan tidak terlepas dari peran Roni Haslim sebagai Direktur Utama BCA Finance. Pria yang yang telah memimpin BCA Finance sejak 2008 ini mampu membawa kinerja keuangan perusahaan tetap stabil, kendati masih berada di bawah bayang-bayang pandemi Covid-19.
Keberhasilannya itu membuat Roni menerima penghargaan pada acara TOP 100 CEO 2022 versi Majalah Infobank yang diselenggarakan di Pullman Hotel, 23 November 2022.
Sepak terjang BCA Finance sebagai salah satu perusahaan pembiayaan terbesar di Indonesia tidak lain karena perusahaan ini memiliki strategi yang baik terhadap pengelolaan bisnisnya.
Di bawah kepemimpinan Roni, perusahaan selalu memberikan nilai terbaik dalam memberikan tingkat suku bunga kompetitif di pasar, didukung oleh tingkat risiko yang terkendali dan efisiensi biaya operasional perusahaan. Tak hanya itu, proses akuisisi, pengajuan kredit juga yang cepat dan akurat. Demikian juga dengan proses pengelolaan dokumen jaminan yang aman.
Dalam mempertahankan kinerja positif berkesinambungan dan mewujudkan misi memberikan nilai terbaik kepada stakeholder, PT BCA Finance secara konsisten menerapkan empat strategi, yakni operational excellence, competitive price, prudent acquisition, dan mutual relationship.
Perusahaan menanamkan prinsip bekerja dengan hati, menjadi agile dan inovatif kepada karyawan untuk membangun bisnis di industri ini.
Kegigihan Roni dalam memimpin bisnis tergambar dari kinerja perusahaan. Sepanjang semester I/2022, PT BCA Finance menorehkan peningkatan pada total aset dan laba bersih. Total aset BCA Finance tercatat tumbuh 2,9% year to date (ytd). Pada Desember 2021 aset tercatat sebesar Rp8,37 triliun, naik menjadi Rp8,52 triliun pada Juni tahun ini.
Penyumbang terbesar pertumbuhan, yakni piutang pembiayaan konsumen. Di penghujung tahun 2021, piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp6,77 triliun, kemudian merangkak hingga Rp7,35 triliun pada Juni 2022.
Sementara, pertumbuhan outstanding diyakini sejalan dengan target pembiayaan baru tahun ini senilai Rp28 triliun, atau naik 15% yoy dari yang sebelumnya Rp24,4 triliun.
Kinerja laba tampak terdorong oleh pertumbuhan total pendapatan dari Rp1,66 triliun per Juni 2021 menjadi Rp1,71 triliun per Juni 2022. Komponen penyumbang pertumbuhan, terutama merupakan kontribusi pendapatan pembiayaan konsumen, serta denda dan pendapatan lain-lain.
Di sisi lain, total beban turun tipis dari Rp634,3 miliar menjadi Rp630,4 miliar per Juni 2022. Hampir semua komponen turun, kecuali beban gaji karyawan yang naik dari Rp255 miliar menjadi Rp313 miliar.
Penyumbang efisiensi paling signifikan, yaitu komponen cadangan kerugian penurunan nilai piutang dari Rp85,9 miliar menjadi Rp49,6 miliar.
Sebelumnya, pada 2019 penyaluran pembiayaan BCA Finance melesat hingga Rp33,2 triliun. Di saat pandemi Covid-19 menghantam Indonesia, kinerja pembiayaan BCA Finance turun menjadi Rp15,59 triliun. Perusahaan kembali bangkit pada 2021 dengan penyaluran kredit senilai Rp24,4 triliun. (*) Ranu Arasyki