Jakarta – Ketua Umum Asosiasi Real Estat Broker Indonesia (AREBI) Lukas Bong mengungkapkan, kontribusi industri properti terhadap pertumbuhan ekonomi masih jauh tertinggal ketimbang negara negara maju.
Lukas menyebutkan, saat ini industri properti nasional hanya menyumbang 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) RI. Angka tersebut jauh lebih rendah dari negara Eropa yang mencapai kisaran 20% hingga 30%.
“Di Indonesia ada 174 pelaku industri properti namun kontribusinya hanya 3% tidak lebih, kalau di negara maju lain seperti Amerika Serikat dan lainnya subangsih ke ekonomi negara bisa 20% hingga 30%,” kata Lukas pada acara Mandiri Festival Properti 2020 di Jakarta, Rabu 9 September 2020.
Menurutnya, ditengah sumbangsih yang belum maksimal, industri properti masih sangat rapuh dihantam oleh pandemi covid-19. Menurutnya, saat ini harga rumah, khususnya di pasar secondary telah terkoreksi cukup dalam terutama untuk properti dengan bentuk residensial atau rumah tapak.
Meski begitu menurutnya volume transaksi penjualan di berbagai daerah masih dalam kondisi stabil meski tak tumbuh signifikan. “Yang menarik transaksi properti di daerah Sumatera Utara misalnya bisa dibilang 90% omset naik. Di Medan banyak naik dari secondary banyak banting harga transaksi meningkat,” tambahnya.
Sebagai informasi saja, Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia (BI) mengindikasikan berlanjutnya perlambatan kenaikan harga properti residensial di pasar primer, tercermin dari kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan II 2020 sebesar 1,59% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan 1,68% (yoy) pada triwulan sebelumnya. (*)
Editor: Rezkiana Np