Digitalisasi dan Hilirisasi jadi Kunci Ketahanan Pangan Nasional

Digitalisasi dan Hilirisasi jadi Kunci Ketahanan Pangan Nasional

Jakarta – Sebagai wujud komitmen dalam memperkuat pengendalian inflasi pangan termasuk memastikan terkendalinya inflasi menjelang Idulfitri, Bank Indonesia (BI) bersama Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) se-Jawa meluncurkan dua program unggulan guna mendukung ketahanan pangan nasional

Kedua program tersebut, yaitu digitalisasi hulu hilir sektor pangan dan quick wins pengendalian inflasi pangan jangka pendek. Melalui program ini diharapkan akan memperkuat dan memperluas penerapan digitalisasi produksi pangan secara end-to-end untuk mendorong produ​​​ktivitas guna mendukung stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional sehingga dapat mewujudkan Jawa sebagai lumbung pangan dan Indonesia yang Gemah Ripah Loh Jinawi, Tentrem, Subur, dan Makmur.

Lebih lanjut, kedua program tersebut diimplementasikan dengan pertama, digitalisasi hulu hilir sisi produksi, paska panen, pergudangan, pengolahan, pemasaran hingga pembiayaan pada sektor pangan melalui optimalisasi peran UMKM termasuk pesantren.

Hal ini diwujudkan dengan penyusunan bisnis model digital farming melalui penyaluran smart green house kepada UMKM dan pesantren, penyaluran smart farming kepada klaster pangan, penyaluran mesin pengolahan paska panen cabai, peresmian lumbung pangan dengan Rice Milling Unit (RMU) dan Bed Dryer, digitalisasi pemasaran produk dengan start up pertanian, hingga digitalisasi pasar termasuk fasilitasi QRIS bagi pedagang.

Kedua, quick wins pengendalian inflasi pangan jangka pendek yang terdiri dari gelaran operasi pasar dan gelar pangan murah komoditas pangan strategis di 277 titik se-Jawa, perluasan kerja sama antar daerah (KAD), efisiensi distribusi melalui penyediaan jasa logistik dan storage yang terjangkau hingga optimalisasi pengembangan dan pendampingan pupuk organik. 

Gubernur BI, Perry Warjiyo menekankan penguatan sinergi TPIP/TPID dan GNPIP  turut mendorong penurunan inflasi pangan pada 2022, diharapkan di 2023 dapat menjadi akselerator langkah konkret bersama untuk mengendalikan tekanan inflasi pangan, mendorong produksi, serta mendukung ketahanan pangan nasional.

“Sinergi dan Inovasi untuk menjaga ketahanan pangan melalui TPIP/TPID dan GNPIP adalah pengejawantahan filosofi luhur bekerja bersama, silih asih (saling peduli), silih asah (saling belajar) dan silih asuh (saling membimbing) demi kesejahteraan rakyat,” kata Perry dalam Kick Off GNPIP Jawa, Rabu, 5 April 2023.

Kemudian, dalam jangka pendek, guna memastikan terkendalinya inflasi menjelang periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan antisipasi perubahan cuaca, BI berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dalam menjaga terkendalinya inflasi volatile food (VF) dan ekspektasi inflasi melalui penguatan dukungan fasilitasi pasar murah, koordinasi penguatan dan perluasan kerjasama antardaerah (KAD), serta penguatan koordinasi dan komunikasi kebijakan pengendalian inflasi.

Sejalan dengan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto mengapresiasi sinergi dan koordinasi yang solid dari TPIP-TPID dalam mengendalikan volatile food (VF). Dalam memitigasi transmisi dari kenaikan harga komoditas global maupun risiko domestik, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun Bank Indonesia dalam wadah TPIP-TPID harus terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga pencapaian inflasi tetap terkendali.

“Untuk memitigasi potensi peningkatan harga pangan dan tarif angkutan pada Ramadan dan Idulfitri 2023, beberapa program tengah dilakukan di antaranya pemantauan harga kebutuhan bahan pokok, mengoptimalkan pelaksanaan operasi pasar/bazar pasar murah untuk komoditas pangan strategis, memastikan kelancaran distribusi, serta melakukan sinergi pengawasan baik untuk pangan maupun energi,” ujar Airlangga. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News