Dibayangi Lonjakan Inflasi, IHSG Diprediksi Tetap Terjaga di Level 7.200

Jakarta – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan bergerak stabil hingga akhir tahun. Namun demikian, pelaku pasar harus tetap memerhatikan kondisi perekonomian di tengah ancaman lonjakan inflasi akibat adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Demikian disampaikan Pengamat Pasar Modal, Teguh Hidayat saat dihubungi Infobank di Jakarta, 9 September 2022. Menurutnya, pergerakan IHSG tahun ini masih akan terjaga di posisi 7.100-7.200. Pasalnya, sejak awal tahun, IHSG sudah naik lebih dari 10% karena didukung oleh perekonomian yang membaik.

“IHSG kita netral kalau naik lebih tinggi lagi agak berat tapi kalau turun pun harusnya ngga banyak lah, begitu. Jadi gak ada alasan bagi IHSG kita itu untuk tumbuh negatif,” ujar Teguh.

Kemudian, terkait dengan dana asing yang keluar dari pasar modal Indonesia di tahun ini sempat menyentuh angka Rp10 triliun atau sekitar USD1 miliar, setelah sebelumnya terjadi net buy asing sebesar Rp70 triliun.

Dana asing yang keluar tersebut diakibatkan oleh para investor asing yang khawatir karena masih rendahnya suku bunga Indonesia dan pada saat yang sama Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menaikkan harga BBM.

“Tapi kalau dilihat dari sisi ekonomi kita yang sudah pulih karena pandemi kemaren, ya ada juga asing yang melihat dari sisi itu, jadi mereka ngga keluar. Inflasi kita kan khawatirnya bisa sampai 7-8% kan dari terakhir 4,9% tapi kalau nanti inflasinya ngga setinggi itu, ya asing akan masuk lagi,” imbuhnya.

Teguh menuturkan, hanya ada satu sektor yang paling diuntungkan oleh adanya inflasi, yaitu sektor energi dan perkembangannya sejak 2 tahun terakhir masih akan menunjukan peningkatan. Hal tersebut terjadi karena adanya kenaikan harga energi batu bara yang merupakan bahan baku utama untuk pembangkit listrik.

“Jadi batu bara mau setinggi apa (harganya) tetep harus beli, jadi dia justru diuntungkan oleh inflasi ketika harga-harga naik, harga energi ini ikut naik, yaa berarti perusahaannya profit,” tambah Teguh.

Baca juga: Inflasi Diprediksi Sentuh 7,13%, IHSG Optimis Menguat Terbatas

Adapun, saham-saham sektor perbankan hingga saat ini turut menunjukan pertumbuhan yang signifikan karena membaiknya pertumbuhan ekonomi. Namun, pertumbuhan tersebut masih dihantui oleh bayang-bayang inflasi, dimana nantinya konsumsi masyarakat akan turun dan perekonomian akan melambat.

“Kalau misalnya emang terjadi seperti itu ya berarti saham-saham perbankan agak berat naik lebih tinggi lagi, setidaknya untuk tahun ini, jadi nanti untuk tahun 2023 ya kita liat lagi perkembangannya,” tutupnya. (*) Khoirifa

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

17 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

18 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

18 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

20 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

20 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

23 hours ago