Poin Penting
- Menaker Yassierli menekankan perlunya reformasi ekosistem K3
- Pemerintah tengah menyiapkan pengembalian sertifikasi ahli K3 ke Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk memperbaiki tata kelola sertifikasi.
- Safe Work Indonesia 2025 menghadirkan solusi, teknologi, dan produk global, serta menjadi platform strategis meningkatkan budaya kerja aman, sehat, dan berkelanjutan.
Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Republik Indonesia Yassierli menyinggung perlunya reformasi ekosistem, uji dan lisensi keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) nasional.
Hal itu diungkapkan Yassierli, dalam pembukaan Indonesia Occupational Safety and Health Forum (Indonesia OSH Forum) dan Safe Work Indonesia 2025.
Event yang terselenggara lewat kerja sama dengan Indonesia Network of Occupational Safety and Health Professionals (INOSHPRO).
Menurut Yassierli, reformasi ekosistem K3 harus juga melibatkan peran banyak pihak. Mulai dari asosiasi profesi, serikat pekerja atau serikat buru, Lembaga K3, perguruan tinggi, pemerhati K3, hingga masyarakat.
“Kita sudah mengarah kepada persiapan sertifikasi ahli K3 yang akan dikembalikan ke LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi),” ujar Yassierli saat menjadi Keynote Speaker di Indonesian OSH Forum & Safe Work Indonesia 2025 di Jakarta, Rabu, 24 September 2025.
Baca juga: KSPI Usulkan UMP 2026 Naik 8,5-10,5 Persen, Ini Respons Menaker
Reformasi dipandang dibutuhkan untuk mengatasi persoalan sertifikasi K3 di Indonesia.
Adapun, pameran Safe Work Indonesia dan Indonesia OSH Forum digelar 24-26 September 2025, sebagai ajang yang menghadirkan berbagai solusi, produk dan teknologi di bidang K3.
Forum ini mengambil tema “Penguatan Upaya Menurunkan Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja, Peningkatan Produktivitas dan Keberlangsungan Usaha dalam Konteks Perubahan UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja”.
Sejumlah pakar, pengambil kebijakan, hingga praktisi K3 dari berbagai industri mengupas sejumlah isu K3 di forum ini. Ada pula perwakilan dari Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, Kementerian PUPR, Kementerian ESDM, BNSP, serta BPJS Ketenagakerjaan.
Sementara, INOSHPRO juga menghadirkan Klinik Konsultasi K3 gratis yang dapat dimanfaatkan pengunjung untuk mendapatkan masukan langsung dari pakar profesional.
“Safe Work Indonesia tidak hanya bertujuan memperkenalkan produk dan teknologi terbaru, tetapi juga menjadi wadah berkumpulnya pelaku industri, pemangku kebijakan, pengguna, dan akademisi K3 di Indonesia,” kata Ferdian Lo, Project Director Safe Work Indonesia 2025.
Melalui pameran dan forum ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya K3 sebagai budaya kerja, sekaligus mendorong terwujudnya lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, dan berkelanjutan, akan meningkat.
Baca juga: Jurus BPJS Ketenagakerjaan Bidik 2 Juta Pekerja Rentan Masuk Jaminan Perlindungan Sosial
Adapun Sofianto Widjaja, Managing Director PT Mustika Pelita Media (MPM) selaku penyelenggara, menegaskan pentingnya upaya dalam menekan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
“Safe Work Indonesia diharapkan menjadi platform strategis untuk mendorong peningkatan produktivitas dan keberlangsungan usaha, sekaligus memperkuat komitmen dunia industri dalam membangun budaya K3 yang lebih kokoh di Indonesia,” imbuhnya.
Pameran ini sendiri menampilkan berbagai produk dan brand global dari tujuh negara, yakni Indonesia, Tiongkok, Singapura, Jepang, Malaysia, Inggris, dan Irlandia. (*) Ari Astriawan









