Di 2018, Kredit BNI Tumbuh 16,2 persen

Di 2018, Kredit BNI Tumbuh 16,2 persen

Jakarta – Sepanjang 2018, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) telah menyalurkan kredit sebesar Rp512,78 triliun, atau mengalami pertumbuhan hingga 16,2 persen (yoy) bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp441,31 triliun.

Direktur BNI Endang Hidayatullah mengatakan, penyaluran Kredit BNI tersebut didorong oleh kredit pada segmen Korporasi Swasta yang sebesar 29,6 persen dari total kredit yang disalurkan. Kredit pada segmen korporasi swasta ini mencapai Rp151,71 triliun pada 2018 atau tumbuh 12,9 persen (yoy).

“Kredit BNI juga tersalurkan ke Badan-badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar 21,6 persen dari total kredit. Nilai kredit ke BUMN mencapai Rp110,99 triliun pada 2018, atau tumbuh 31,6 persen (yoy),” ujarnya di Jakarta, Rabu, 23 Januari 2019.

Khusus untuk kredit yang disalurkan pada segmen Usaha Menengah, BNI menjaga pertumbuhan yang moderat sebesar 6,4% yoy menjadi Rp74,73 triliun pada akhir 2018.  Adapun untuk kredit pada segmen Usaha Kecil, BNI berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 17 persen menjadi Rp66,06 triliun pada akhir tahun 2018.

Kredit Payroll menjadi kontributor utama penyaluran kredit pada segmen Konsumer dengan pertumbuhan sebesar 34,2 persen (yoy), menjadi Rp23,74 triliun pada akhir 2018. Kredit pemilikan rumah BNI dan Kartu Kredit pun menunjukkan pertumbuhan yang tercatat, masing-masing 9,9 persen dan 7,9 persen atau menjadi sebesar Rp40,75 triliun dan Rp12,56 triliun pada akhir 2018.

Dia mengungkapkan, penyaluran kredit tersebut sebagian besar dilakukan dalam skema Kredit Modal Kerja (KMK) yang mencapai 52,5 persendari total kredit yang disalurkan atau senilai Rp269,26 triliun pada akhir 2018. Nilai KMK tersebut tumbuh 19 persen bila dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2017 yang mencapai Rp226,19 triliun.

Penyaluran kredit pun disalurkan dalam bentuk Kredit Investasi (KI) sebesar 29,1 persen dari total kredit atau senilai Rp149,27 triliun pada akhir 2018. Nilai KI tersebut tumbuh 14,6 persen (yoy) dari posisi 2017 yang mencapai Rp130,29 triliun.

Sepanjang 2018, Kredit BNI disalurkan secara selektif dan fokus pada pembiayaan sektor-sektor unggulan yang memiliki risiko terkendali atau relatif rendah, antara lain Sektor Manufaktur dengan porsi 19,1 persen dari total kredit yang disalurkan. Nilai kredit ke Sektor Manufaktur tersebut mencapai Rp98,03 triliun atau tumbuh 32 persendibandingkan 2017 yang mencapai Rp82,74 triliun.

Kredit BNI lainnya disalurkan pada sektor Perdagangan, Restauran, dan Hotel (17,5 persen dari total kredit), Jasa Usaha (10,3 persen), Konstruksi (6,7 persen) Transporasi, Pergudangan, dan Komunikasi (6,1 persen), Pertambangan (3,6 persen), serta Jasa Sosial (3,1 persen).

Menurutnya, kredit pada proyek-proyek pembangunan infrastruktur merupakan salah satu prioritas BNI dalam meningkatkan pinjaman pada Segmen Korporasi. Penyaluran  Kredit ke proyek-proyek infrastruktur ini terutama tertuju ke proyek-proyek konstruksi dan jalan tol.

Pertumbuhan kredit untuk proyek infrastruktur mencapai 11,1 persen, yaitu dari Rp99,51 triliun pada 2017 menjadi Rp110,60 triliun pada 2018.

BNI juga fokus pada Supply Chain Financing dalam melakukan ekspansi pada Segmen Menengah, yaitu menyalurkan kredit pada debitur menengah yang memiliki keterkaitan bisnis dengan nasabah korporat BNI. Kredit segmen menengah ini rata-rata tersalur ke sektor perdagangan, restauran, perhotelan, perindustrian, transportasi, pergudangan, dan komunikasi.

Khusus untuk pinjaman pada segmen Usaha Kecil, BNI mencatat pertumbuhan tertinggi pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yaitu 42,9 persen (yoy) dan mencapai Rp20,3 triliun. Pertumbuhan segmen Usaha Kecil tertinggi tercatat tersalurkan ke Sektor Agrikultur,yang meningkat 54,7 persen (yoy).

Ekspansi kredit BNI pada segmen usaha kecil ini dilakukan dengan menambah jumlah outlet yang diberi kewenangan untuk menyalurkan kredit kecil dari 197 outlet pada tahun 2017 menjadi 266 outlet pada tahun 2018. (*)

Related Posts

News Update

Top News