Jakarta – Pemerintah era Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Untuk merealisasikan target ekonomi tersebut tentu tak mudah. Butuh kolaborasi pihak swasta sebagai ‘mesin’ untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi tersebut.
Demikian dikatakan ekonom senior yang juga anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Drajad Wibowo dalam forum Indonesia Future Policy Dialogue di Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2024.
Menurutnya, target ekonomi 8 persen akan dilakukan secara bertahap selama lima tahun pemerintahan Prabowo-Gibran. Salah satu stateginya untuk mencapai target tersebut, pihaknya membutuhkan peran sektor swasta.
“Makanya kami ketika kampanye menargetkan 6-7 persen. (Sementara itu) 8 persen itu bukan rata-rata, tapi 8 persen itu adalah kita berusaha sekali di dalam salah satu tahun sampai 2029 itu bisa mencapai 8 persen. Average-nya 6-7 persen. Andalannya memang mau tidak mau harus dari swasta,” tegasnya.
Baca juga: Ekonomi Lesu, Masyarakat Makan Tabungan dan Pinjam Paylater
Hanya saja, kata Drajad, pertumbuhan sektor swasta di Tanah Air masih dihadapkan sejumlah tantangan. Tantangan utamanya adalah terhalang regulasi dan birokrasi. Bahkan, menurutnya, Indonesia terlalu banyak regulasi dan birokrasi.
“Birokrasi kita terlalu gemuk. Dan setiap unit di dalam birokrasi itu pasti ingin bikin peraturan, pasti ingin bikin perizinan, pasti ingin bikin pengawasan, terus lah tambah mumet awakmu,” katanya.
“Strategi yang kami siapkan adalah itu ada di Asta Cita ketiga dan ketujuh ya. Tapi intinya adalah perbaikan governance. Di situ, kalau diperes lagi, ujung-ujungnya adalah debirokratisasi dan deregulasi,” tegas Drajad.
Terpisah, Direktur Eksekutif CORE Mohammad Fasial mengatakan, untuk mencapai target ekonomi tersebut, Prabowo memiliki sejumlah pekerjaan rumah (PR) untuk mendorong perekonomian nasional. Mengingat, target tersebut lebih tinggi dibandingkan target pertumbuhan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 di level 6,5 – 7 persen.
“Pak Prabowo menargetkan ekonomi 8 persen, realitanya tahun ini prediksi kisarannya 4,9-5 persen, jadi belum banyak berubah dibandingkan dengan 10 tahun terakhir pemerintahan Jokowi dan ini perlu diantispasi risiko,” ujar Faisal dalam Midyear Review CORE Indonesia 2024, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Bos BNI Klaim Ekonomi RI Kuat: Tapi Belum Cukup untuk Mencapai Indonesia Emas 2045
Untuk itu, Prabowo perlu memiliki terobosan atau strategi baru di dalam kebijakannya yang bisa mendorong ekonomi domestik. Pasalnya, kondisi global masih diliputi ketidakpastian dan ekonomi dalam negeri tidak terlalu aman.
“Karena sudah pasti kalau pakai cara yang sama kejadiannya akan sama juga dari sisi pertumbuhan ekonomi pasti akan cuma 5 persen saja, sebagaimana kita prediksikan tahun ini,” tukasnya. (*)