Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua
Jakarta – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM menargetkan realisasi investasi sebesar Rp3.414,82 triliun atau USD213,4 miliar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu mengatakan, Presiden Prabowo Subianto telah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dan investasi memainkan peran penting dalam mencapai tujuan ambisius ini.
Todotua menjelaskan, Indonesia akan fokus menarik 9 sektor strategis yang memiliki potensi terbesar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di antaranya, energi baru terbarukan (EBT), ketahanan pangan, semikonduktor, ekonomi digital dan pusat data, pendidikan, industri manufaktur berorientasi ekspor, kesehatan, IKN, hingga hilirisasi.
Baca juga: Jurus OCBC NISP Tarik Investor China Dorong Akselerasi Sektor Manufaktur RI
“Kemudian ini salah satu hal penting yang sedang kita kembangkan saat ini, yaitu industri hilirisasi. Jadi, kita menghadapi investasi kita sekarang, tidak hanya bicara soal angka, tetapi juga nilai investasinya. Inilah mengapa negara kita kini hadir dengan konsep hilirisasi,” kata Todoa dalam OCBC One Connect 2025, Rabu, 27 Agustus 2025.
Menurutnya, sektor hilirisasi bisa menjadi salah satu pendongkrak pertumbuhan ekonomi ke angka 8 persen yang memanfaatkan sumber daya alam dan industri dasar Indonesia.
Berdasarkan paparannya, target realisasi investasi di tahun 2025 sebesar Rp1.905,6 triliun untuk pertumbuhan ekonomi 5,30 persen. Kemudian, pada 2026 dengan target investasi Rp2.175,26 triliun untuk pertumbuhan ekonomi mencapai 6,30 persen.
Selanjutnya, pada 2027 ditargetkan Rp2.567,47 triliun agar ekonomi tumbuh 7,50 persen. Lalu, pada 2028 target investasi Rp2.969,64 triliun untuk perekonomian tumbuh 7,70 persen, dan investasi Rp3.414,82 agar ekonomi bertumbuh 8 persen pada 2029.
Seperti diketahui, China menjadi salah satu dari tiga negara dengan investasi terbesar di Indonesia, dengan realisasi investasi mencapai USD35,3 miliar pada periode 2020 hingga semester I 2025.
Baca juga: Rosan Ungkap Target Investasi 2026 dan Strategi Capai Rp2.175,26 Triliun
Berdasarkan sektor investasi, mayoritas investasi China didominasi oleh industri pengolahan logam dasar senilai USD15,55 miliar. Diikuti oleh transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi USD6,39 miliar, serta industri kimia dan farmasi sebesar USD3,41 miliar.
“Dari segi lokasi, sebagian besar investasi berada di luar Jawa. Jadi, di Indonesia ada dua lokasi investasi, yang pertama, kami sebut Jawa. Mengapa Jawa? karena Jawa adalah populasi kita yang besar 67 persen penduduk kita berada di Jawa. Menyusul Jawa Barat, Maluku Utara, Jakarta, dan kemudian Sumatera Selatan. Hal ini mencerminkan upaya pemerintah untuk menyebarkan investasi secara lebih merata di seluruh negeri,” ungkap Todoa. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More