Semarang – Bank Indonesia (BI) menyebut ada sejumlah tantangan yang kini dihadapi dalam mendorong Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Ronalad Waas, Deputi Gubernur Bank Indonesia mengatakan, setidaknya ada delapan tantangan yang harus dihadapi untuk terus meningkatkan transaksi non tunai.
Delapan tatangan tersebut adalah, satu, perilaku masyarakat yang masih lebih mempercayai uang tunai. Dua, kurangnya pemahaman masyarakat tentang keberadaan instrument non tunai. Ketiga, interkoneksi yang masih terbatas.
Empat, Infrastruktur yang belum merata dan belum terstandarisasi. Lima, model bisnis yang berkesinambungan. Enam, ekosistem yang belum terbentuk secara komprehensif. Tujuh, kordinasi diantara regulator dan pelaku bisnis. Dan delapan, persaingan industri domestik versus global.
Untuk itulah, BI tak henti mensosialisasikan transaksi non tunai melalui GNNT. Melalui GNNT, BI terus menyuarakan sejumlah keuntungan dengan bertransaksi non tunai kepada masyarakat. Sedikitnya ada enam kelebihan transaksi non tunai menurut BI, yakni praktis, efisien, akses lebih luas, velocity of money, transparan dan aman, serta perencanaan ekonomi dapat lebih akurat.
Page: 1 2
Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) resmi menyalurkan gas bumi ke… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) meluncurkan program Gerakan Tertib Arsip (GEMAR) dan aplikasi New E-Arsip… Read More
Jakarta - Demi meningkatkan kinerja keselamatan dan integritas aset, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan PT Badak… Read More
Jakarta - Penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) harus melewati regulatory sandbox milik Otoritas Jasa… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bersedia mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden… Read More
Jakarta - Saat ini, secara rata-rata masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji di Indonesia bisa… Read More