Jakarta – Bitcoin (BTC) mengalami lonjakan sebanyak 6 persen pada perdagangan Jumat lalu (23/8) dan dua kali mencoba menembus level USD65.000. Namun, gagal melanjutkan kenaikan sehingga mengalami sideways pada tiga hari terakhir.
Hal itu memicu, pergerakan Bitcoin pada hari ini (27/8) pada pukul 08.00 WIB bertengger di posisi USD62.760. Pergerakan itu didukung oleh sentimen Federal Reserve Amerika Serikat (AS), Ketua The Fed Jerome Powell yang menyampaikan pidato dovish dan mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga pada September.
Powell juga menunjukkan keyakinan bahwa inflasi AS dapat kembali ke angka 2 persen, serta memberi sinyal kemungkinan penurunan suku bunga oleh bank sentral. Komentar Powell tampaknya langsung mendorong harga Bitcoin naik.
Baca juga: Bitcoin Pekan Ini Akan Dipengaruhi Sejumlah Hal Berikut
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menjelaskan setelah mengalami pergerakan positif pekan lalu, terdapat indikasi bahwa Bitcoin mungkin kembali bergerak ke kisaran USD62.000–64.000 didukung dengan aksi profit taking dan pelaku pasar menanti data data ekonomi dari AS.
“Secara historis, return Bitcoin di kuartal III jauh lebih rendah dibandingkan kuartal lainnya. Selama dekade terakhir, ROI rata-rata di kuartal I, kuartal II, dan kuartal IV masing-masing mencapai plus 56 persen, 27 persen, dan 88 persen, sementara kuartal III hanya mencatatkan plus 6 persen,” ucap Panji dalam risetnya di Jakarta, 27 Agustus 2024.
Ia melanjutkan, jika secara bulanan, pada Agustus dan September cenderung paling lemah, dengan September memiliki ROI rata-rata terendah minus 4,78 persen, dan Agustus plus 2,27 persen.
Adapun, pada minggu ini, pasar kripto akan dibayangi oleh beberapa peristiwa penting baik dari sisi industri kripto atau berita makro ekonomi dari AS.
Di mana, pada hari ini Consumer Confidence Index AS akan dirilis, diikuti oleh laporan klaim awal pengangguran pada hari Kamis (29/8) yang akan memberikan wawasan baru tentang kesehatan pasar tenaga kerja AS.
Baca juga: Mandiri Sekuritas Tawarkan Investasi Sukuk Ritel SR021, Segini Imbal Hasilnya
Lalu, revisi kedua data Produk Domestik Bruto (PDB) yang akan dirilis pada Kamis nanti juga menjadi perhatian utama karena hasil positif dapat mendorong investor ke aset berisiko seperti Bitcoin.
“Pasar kripto tetap dinamis, dipengaruhi oleh teknologi, regulasi, dan faktor ekonomi global. Sentimen jangka pendek Bitcoin dan Ethereum akan bergantung pada kemampuan mereka menjaga support dan menembus resistensi,” imbuhnya.
Namun, hingga akhir tahun, terdapat optimisme bahwa Bitcoin bisa mencapai level tertinggi baru di kisaran USD90.000-100.000, didorong oleh penurunan suku bunga dan masuknya likuiditas tambahan dari ETF Bitcoin dan Ethereum spot dan secara historis satu dekade terakhir, performa BTC pada kuartal IV cenderung positif. (*)
Editor: Galih Pratama