Jakarta – Pengamat asuransi yang juga Mantan Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga memandang, penanganan kasus asuransi Jiwasraya harus segera selesai sebelum berdampak ke sektor lain. Bahkan dirinya menyebut, OJK sebagai regulator selayaknya tidak menganggap enteng kasus tersebut yang dinilai hanya berdampak 1% terhadap industri.
“Memang kalau bicara aspek keuangan hanya 1%, tetapi yang harus diperhatikan ialah dampak kelanjutnnya atau efek domino,” kata Hotbonar pada FGD ISEI dengan tema Penyelesaian Kasus Jiwasraya Terhadap Kinerja Sektor Keuangan dan Kepercayaan Investor di Jakarta, Kamis 12 Maret 2020.
Menurutnya, dampak kasus Jiwasraya di masyarakat bisa di luar dugaan. Hotbonar menyebut, dampak kasus Jiwasraya dapat menurunkan minat masyarakat terhadap asuransi jiwa.
Meski begitu, Hotbonar tetap mendukung skema kebijakan Pemerintah untuk menjual anak usaha PT Jiwasraya Putra (Lotus Putra) kepada investor strategis sebagai langkah penyehatan jangka panjang.
Sebelumnya, hingga September 2019, Jiwasraya memiliki total aset Rp25,68 triliun sedangkan total liabilitas perusahaan sebesar Rp49,60 triliun. Sehingga Jiwasraya memiliki ekuitas negatif hingga Rp23,92 triliun.
Dari hasil investigasi BPK, Asuransi Jiwasraya banyak berinvestasi pada instrumen saham dan reksa dana saham ‘abal-abal’. Bahkan, perusahaan menempatkan investasi senilai Rp13 triliun di saham-saham yang berafiliasi dengan Heru Hidayat dan Benny Tjokrosaputro yang keduanya merupakan tersangka dalam kasus dugaan korupsi pada Jiwasraya. (*)
Editor: Rezkiana Np