Jakarta – PT Bank DBS Indonesia mencatat peningkatan pembiayaan terkait kegiatan berkelanjutan (ESG) sebesar 14,8 persen sepanjang 2024–2025. Langkah ini sejalan dengan upaya percepatan transisi energi di Indonesia yang membutuhkan investasi hingga USD280 miliar pada 2030, sementara anggaran negara hanya mampu menutup 30 persen dari total kebutuhan.
Sebagai bagian dari komitmennya, Bank DBS Indonesia menyalurkan berbagai pendanaan hijau ke sektor industri, teknologi, dan energi berkelanjutan.
Pada Januari 2025, DBS Indonesia meluncurkan Sustainability-Linked Trade Facility (SLTF) senilai USD20 juta untuk PT Indo-Rama Synthetics Tbk, produsen benang pintal dan poliester, guna mendukung produksi ramah lingkungan.
Selanjutnya, Maret 2025, berkolaborasi dengan Bank UOB Indonesia, DBS mendanai PT Princeton Digital Group (PDG) sebesar Rp1,7 triliun melalui skema club loan untuk pengembangan pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI) di Cibitung.
Baca juga: Bank DBS Indonesia Siap Kawal Transformasi Bisnis Berkelanjutan
DBS Indonesia juga menyalurkan Sustainability-Linked Loan (SLL) Rp350 miliar kepada PT CJ Feed & Care Indonesia untuk menekan emisi gas rumah kaca 25 persen pada 2030.
Selain itu, DBS memberikan fasilitas trade financing senilai USD50 juta kepada Permata Group untuk penguatan bisnis biodiesel, dan dukungan terhadap Kaer, perusahaan penyedia solusi pendinginan berkelanjutan untuk bangunan komersial dan industri.
“Kami percaya bahwa pembiayaan berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi krusial untuk mendorong ekonomi berkelanjutan, mendukung proyek hijau, dan transisi energi di Indonesia mencapai target Net Zero Emission 2060,” ujar Head of Institutional Banking Group DBS Indonesia, Kunardy Lie, dikutip pada Kamis, 27 Maret 2025.
DBS Jadi Mitra Strategis dalam Transformasi Bisnis
Kunardy menambahkan, DBS Indonesia baru-baru ini juga ditunjuk sebagai penasihat keuangan tunggal (sole financial adviser) dalam akuisisi 100 persen Sembcorp Environment Pte. Ltd. (SembEnviro) oleh PT TBS Energi Utama Tbk. (TBS), melalui anak perusahaannya, SBT Investment 2 Pte. Ltd.
Akuisisi itu menjadi pencapaian signifikan bagi TBS dalam ekspansi di sektor pengelolaan limbah dan solusi lingkungan di Indonesia dan Singapura.
Baca juga: DBS Ramal Ekonomi Indonesia 2025 Tumbuh 5,1 Persen
Selain itu, pada akhir 2024, Bank DBS Indonesia berkolaborasi dengan Asian Development Bank sebagai mitra strategis TBS dalam mempercepat adopsi sepeda motor listrik di Indonesia, dengan pembiayaan sebesar USD15 juta melalui PT Energi Kreasi Bersama (Electrum).
“Kami meyakini bahwa pembiayaan berkelanjutan adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia dan kawasan regional. Kemitraan dengan TBS Group mencerminkan komitmen kami dalam mendukung bisnis yang menerapkan praktik bertanggung jawab terhadap lingkungan,” pungkas Kunardy. (*) Steven Widjaja