Perbankan

DBS Indonesia Gandeng Mandiri Investasi Rilis ETF Gold BlackRock, Begini Targetnya

Poin Penting

  • DBS Indonesia dan Mandiri Investasi rilis ETF Gold BlackRock, memudahkan masyarakat berinvestasi emas tanpa harus menyimpan fisik emas.
  • Target dana kelolaan ETF Gold BlackRock ditetapkan Rp25–30 juta dalam satu tahun ke depan, sejalan tren positif industri reksadana.
  • Investasi emas melalui ETF Gold menawarkan fleksibilitas, transparansi harga, dan eksposur langsung terhadap pergerakan harga emas global.

Jakarta – PT Bank DBS Indonesia (DBS Indonesia) dan PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) resmi menjalin kerja sama referral untuk Pengelolaan Dana Nasabah Individu (PDNI) atau Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) Exchange-Traded Fund (ETF) Gold BlackRock (iShares).

Kolaborasi ini memperluas jangkauan solusi investasi Bank DBS Indonesia, sekaligus memberikan akses yang lebih praktis bagi masyarakat Indonesia untuk berinvestasi emas, tanpa harus menyimpan emas fisik secara mandiri.

Sinergi ini sejalan dengan permintaan terhadap aset lindung nilai yang terus menunjukkan tren positif di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar global. Ditambah, potensi inflasi yang muncul akibat kebijakan pelonggaran fiskal dan moneter yang diterapkan secara bersamaan di Amerika Serikat semakin memperkuat urgensi tersebut.

Baca juga: DBS Indonesia Komitmen Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Pandangan ini tecermin dalam temuan World Gold Council (WGC) yang mencatat bahwa emas menjadi instrumen utama pilihan investor Indonesia pada 2025 dalam menjaga ketahanan finansial dan menyiapkan dana darurat.

WGC menemukan bahwa 67 persen masyarakat Indonesia berinvestasi dalam berbagai bentuk emas, dengan minat reinvestasi yang tinggi untuk memperkuat tabungan dan melindungi kekayaan dari ketidakpastian ekonomi global.

Potensi Pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia

Head of Distribution Partnership Division Mandiri Manajemen Investasi, Hendra Pramudya mengungkapkan, dengan hadirnya ETF Gold BlackRock tersebut di Indonesia, bisnis reksa dana di Indonesia berpotensi mengalami peningkatan.

“Di Indonesia, kalau kita lihat dulu Rp530-540 triliun (dana kelolaan), sekarang sudah sekitar Rp620 triliun. Jadi, ada trend positif di industri investasi, terutama berbasis reksa dana,” ujar Hendra saat media briefing peluncuran ETF Gold BlackRock di Jakarta, Senin, 24 November 2025.

Hadirnya ETF Gold BlackRock akan semakin mengisi peluang pasar investasi reksa dana di Indonesia, terutama yang berbasis komunitas. Melihat urgensi layanan itu, Hendra menyampaikan jika pihaknya tak bisa menunggu terlalu lama untuk regulasi terkait ETF emas diterbitkan di Indonesia. Sistem berbasis ETF memang sudah ada di Indonesia, namun belum ada yang spesifik masuk ke ETF emas.

“Memang kita juga menunggu regulasi yang sedang disusun, tapi kita tak bisa nunggu aja nih. Jangan sampai pergerakan harga emas ini bagi nasabah yang menginginkan, cuma lihatin doang, jadi ketinggalan,” sebutnya.

Baca juga: BEI Beberkan Progres POJK ETF Emas, Target Rampung Akhir Tahun

ETF Gold BlackRock yang berada di bawah naungan brand iShares menawarkan ETF yang listing di pasar modal Amerika Serikat (AS), New York Stock Exchange. Ini, dikatakan Hendra, bakal menjadi solusi untuk portofolio nasabah yang ada di Indonesia dengan basis US dollar.

Di lain sisi, Head of Investment and TPC Product Bank DBS Indonesia, Hendrik Lim menyatakan untuk menargetkan dana kelolaan Rp25 juta sampai Rp30 juta hingga satu tahun ke depan melalui ETF Gold BlackRock.

“Dari waktu ke waktu perkembangan industri Reksadana juga meningkat tajam, termasuk di tahun ini. Jadi, kita masih melihat itu peluang, dan 1 tahun ke depan kita akan menargetkan angka di kisaran itu,” beber Hendrik.

Page: 1 2

Yulian Saputra

Recent Posts

ASII Gairahkan Pasar Otomotif Nasional Lewat Astra Auto Fest 2025

Poin Penting ASII membuka Astra Auto Fest 2025 di BSD sebagai upaya mendorong pasar otomotif… Read More

3 hours ago

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

3 hours ago

Kolaborasi BRIDS dan Pegadaian Hadirkan Layanan Gadai Efek Online

Poin Penting BRIDS dan Pegadaian meluncurkan layanan Gadai Efek Online di aplikasi BRIGHTS, memungkinkan investor… Read More

3 hours ago

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

4 hours ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

4 hours ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

4 hours ago