Besarnya utang luar negeri korporasi tidak terlepas dari banyaknya kreditor asing yang menawarkan pemberian pinjaman kepada perusahaan-perusahaan di Tanah Air. Mengingat sebelum krisis prospek perekonomian Indonesia dinilai sangat menjanjikan.
“Jadi yang sebenarnya perusahaan belum perlu utang, diambil terus jadi eksposur melebihi yang seharusnya. Berlebihan. Sehingga ketika rupiah jatuh, mengembalikan utang dolar (AS) padahal revenue rupiah itu akan susah sekali,” kisah Sugeng.
Namun demikian, ia meyakini kejadian itu menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi perekonomian Indonesia. Sehingga, bank sentral saat ini mewajibkan semua korporasi melaporkan utang luar negerinya ke otoritas. Berdasarkan data ini, BI membangun data ULN, yang juga perkembangannya dipublikasikan secara rutin saban bulan. Pengolahan data ULN juga dilakukan dalam rangka pengelolaan cadangan devisa RI. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More
Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More