Besarnya utang luar negeri korporasi tidak terlepas dari banyaknya kreditor asing yang menawarkan pemberian pinjaman kepada perusahaan-perusahaan di Tanah Air. Mengingat sebelum krisis prospek perekonomian Indonesia dinilai sangat menjanjikan.
“Jadi yang sebenarnya perusahaan belum perlu utang, diambil terus jadi eksposur melebihi yang seharusnya. Berlebihan. Sehingga ketika rupiah jatuh, mengembalikan utang dolar (AS) padahal revenue rupiah itu akan susah sekali,” kisah Sugeng.
Namun demikian, ia meyakini kejadian itu menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi perekonomian Indonesia. Sehingga, bank sentral saat ini mewajibkan semua korporasi melaporkan utang luar negerinya ke otoritas. Berdasarkan data ini, BI membangun data ULN, yang juga perkembangannya dipublikasikan secara rutin saban bulan. Pengolahan data ULN juga dilakukan dalam rangka pengelolaan cadangan devisa RI. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Jakarta — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemerintah untuk memberantas aktivitas… Read More
Jakarta - Rupiah diperkirakan akan mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Senin, 18… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) triwulan II 2024… Read More
Jakarta – PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) memulai proyek pengembangan lapangan OO-OX yang dikelola perusahaan… Read More
Jakarta - Nilai tukar rupiah mencatatkan penguatan tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (18/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More