Data PMI AS Tekan Dolar, Rupiah Berpeluang Bertahan di Level Rp16.600-an

Data PMI AS Tekan Dolar, Rupiah Berpeluang Bertahan di Level Rp16.600-an

Poin Penting

  • Rupiah menguat ke Rp16.631 per dolar AS, didorong pelemahan data manufaktur Amerika Serikat yang meningkatkan harapan pemangkasan suku bunga The Fed.
  • PMI Manufaktur AS kontraksi ke level 48,2, membuat tekanan terhadap dolar AS berlanjut dan membuka ruang penguatan mata uang emerging market.
  • Sentimen domestik membatasi penguatan, meski neraca perdagangan Indonesia tetap surplus dan inflasi menunjukkan moderasi.

Jakarta – Nilai tukar rupiah bergerak menguat 32 poin atau 0,19 persen pada pembukaan perdagangan di Jakarta, Selasa, 2 Desember 2025. Rupiah dibuka di level Rp16.631 per dolar Amerika Serikat (AS), dari sebelumnya Rp16.663 per dolar AS.

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai pergerakan rupiah masih ditopang sentimen negatif dari data ekonomi AS, khususnya sektor manufaktur yang mencerminkan perlambatan lebih tajam.

“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang masih dalam tekanan setelah data yang menunjukkan kontraksi di sektor manufaktur AS yang lebih besar dari perkiraan,” katanya dilansir ANTARA, Selasa, 2 Desember 2025.

Baca juga: Ekonom Danamon Beberkan Pemicu Depresiasi Rupiah yang Berkepanjangan

Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur AS pada November 2025 tercatat di level 48,2, lebih rendah dari estimasi pasar di kisaran 48,6. Data tersebut menandakan aktivitas manufaktur masih berada di zona kontraksi.

Seiring rilis data itu, ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed meningkat menjadi 87,6 persen, naik dari 86,4 persen pada Senin, 1 Desember 2025.

Sentimen Domestik Batasi Penguatan Rupiah

Meski mendapat dukungan dari faktor eksternal, penguatan rupiah diperkirakan tidak terlalu agresif. Hal ini dipengaruhi oleh sejumlah indikator domestik yang menunjukkan perlambatan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indonesia pada November 2025 sebesar 0,17 persen secara bulanan (mtm). Indeks Harga Konsumen (IHK) naik dari 109,04 pada Oktober 2025 menjadi 109,22 pada November 2025.

Sementara itu, inflasi tahunan tercatat sebesar 2,72 persen year-on-year (yoy), dan inflasi tahun kalender mencapai 2,27 persen year-to-date (ytd).

Baca juga: Inflasi November 2025 Tembus 2,72 Persen, Emas Perhiasan Jadi Penyumbang Terbesar

Dari sisi eksternal domestik, neraca perdagangan Indonesia tetap mencatatkan kinerja positif. Secara kumulatif pada periode Januari-Oktober 2025, Indonesia membukukan surplus sebesar 35,88 miliar dolar AS, meningkat 10,98 miliar dolar AS dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Surplus tersebut telah berlangsung selama 66 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Kinerja ini ditopang oleh surplus sektor nonmigas sebesar 51,51 miliar dolar AS, meskipun sektor migas masih mencatatkan defisit 15,63 miliar dolar AS.

Proyeksi Pergerakan Rupiah Hari Ini

Dengan mempertimbangkan sentimen global dan domestik, Lukman memperkirakan pergerakan rupiah hari ini masih akan fluktuatif namun cenderung stabil.

Rupiah diproyeksikan bergerak di kisaran Rp16.600-Rp16.700 per dolar AS sepanjang perdagangan hari ini. (*)

Related Posts

News Update

Netizen +62