Jakarta – Dalam perdagangan sore ini (21/7) nilai tukar rupiah terhadap dolar as ditutup menguat 44 poin di level Rp14.741/US$ bila dibandingkan dengan penutupan sebelumnya (20/7) di level Rp14.785/US$.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi akan membaik pasca data manufaktur Indonesia di Juni lebih baik dibandingkan ekspektasi para analis.
“Ini cukup menggembirakan untuk pasar apalagi di saat kondisi ekonomi global yang terus mengalami kontraksi sehingga ini salah satu harapan iekonomi akan segera pulih, apalagi Pemerintah sudah bekerja sama dengan China untuk mengembangkan obat penawar pandemi virus corona di Bandung,” kata Ibrahim di Jakarta, Selasa 21 Juli 2020.
Sebagai informasi, angka Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada akhir semester I/2020 berada di 39,1. Dimana level PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Jika di bawah 50, berarti industriawan belum melakukan ekspansi. Menurutnya, angka PMI manufaktur Indonesia pada Juni pun memunculkan sebuah harapan.
Secara bersamaan Bank Indonesia (BI) dinilai akan sedikit lebih tenang pasca data global condong positif. Menurutnya bila rupiah tetap stabil maka BI harus bisa mengendalikan inflasi dan melakukan koordinasi dengan pemerintah yaitu Menteri Keuangan termasuk OJK dan LPS untuk menentukan bauran kebijakan demi menjaga kedaulatan ekonomi.
Sebagai informasi saja, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (21/7) kurs rupiah berada pada posisi Rp14.813/US$ terlihat menguat dari posisi Rp14.832/US$ pada perdagangan kemarin (20/7). (*)
Editor: Rezkiana Np