Jakarta – Harga CPO dibuka melemah di level 2,610 ringgit Malaysia per ton pada hari ini, Rabu, 16 Agustus 2017, akibat penurunan tingkat ekspor dan performa buruk minyak nabati lainnya.
Data dari Intertek Testing Services melaporkan penurunan sebesar 14.6% pada ekspor produk CPO Malaysia untuk periode 1-15 Agustus. Ekspor turun menjadi 512,039 ton dari 599,414 ton pada 1-15 Juli.
Sementara data dari Societe Generale de Surveillance menunukkan ekspor produk CPO Malaysia untuk periode 1-15 Agustus turun sebanyak 12.8% menjadi 537,022 ton dari 615,671 sebulan sebelumnya.
Di sisi lain, Malaysia sebagai produsen CPO terbesar kedua dunia, akan mempertahankan pajak ekspor CPO miliknya di 5.5% di bulan September. Menurut edaran pemerintah pada hari ini, Sebelumnya, Malaysia telah memangkas pajak menjadi 5,5% di bulan Agustus dari
6.5% di bulan Juli.
Mengutip riset Monex Investindo Futures, secara teknikal, harga CPO masih berpotensi untuk lanjut turun menguji support di level 2,560 atau bahkan 2,490 dalam jangka menengah.
Namun di sisi lain, kenaikan harga minyak mentah WTI berpotensi menopang harga CPO untuk kembali naik ke resisten 2,625 sebelum menguji 2,700. (*)
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More
Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks pembangunan manusia (IPM) mencapai 75,08 atau dalam… Read More
Jakarta - PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) hari ini mengadakan paparan publik terkait kinerja… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III 2024 tercatat… Read More