Jakarta – Farid Azhar Nasution ditunjuk Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai Direktur Keuangan & Investasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menggantikan Danang Suryono.
Pengangkatan direksi Jiwasraya ini sehubungan dengan telah ditetapkannya Keputusan Menteri BUMN dalam RUPS PT Asuransi Jiwasraya Nomor SK-78/MBU/O3/2020 tanggal 18 Maret 2020 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Asal tahu saja, sebelum berlabuh di Jiwasraya, Farid Azhar berkarir di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak 2014 dengan jabatan Direktur Treasury LPS dan Direktur Hubungan Internasional LPS. Sebelumnya lagi dia adalah Co Head Debt Capital Market di Bahana Securities, setelah sempat menjadi auditor di Inspektorat Jenderal Kemenkeu.
Pria berkelahiran 6 Agustus 1970 ini, memiliki latar belakang pendidikan S2 Keuangan Syariah Institut Pertanian Bogor (IPB), Post Graduate Diploma Finance di Prasetiya Business School, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Diploma Akuntansi.
Dirinya juga pernah mengikuti Executive Training Corporate Finance serta M n A di London Business School, Financial Regulatory Framework-IMF dan Banking Resolution di FDIC dan salah satu alumni terbaik sekolah pimpinan tinggi bank indonesia angkatan 35.
Farid Azhar Nasution memiliki tugas berat di Jiwasraya, lantaran posisinya sebagai Direktur Keuangan & Investasi. Dirinya harus bisa mengemban tugas dengan baik dan mendorong Jiwasraya untuk bisa keluar dari permasalahan yang tengah dihadapi perseroan akhir-akhir ini, mulai dari gagal bayar hingga ekuitas yang negatif.
Adapun jika dilihat dari kinerja keuangannya per akhir 2019, pendapatan premi PT Asuransi Jiwasraya menurun. Hingga 2019, Jiwasraya mencatatkan premi bruto Rp3,19 triliun atau turun 70,07% bila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yang mampu mencapai Rp10,66 triliun.
Sedangkan untuk hasil investasi Jiwasraya pun minus Rp10,73 triliun, dibanding tahun 2018, minus hasil investasi Jiwasraya masih lebih rendah yakni sebesar Rp2,79 triliun. Selain itu, ekuitas atau modal perusahaan pun ikut minus sebesar Rp28,77 triliun pada 2019 lalu.
Untuk jumlah liabilitas Jiwasraya mencapai Rp50,85 triliun dan jumlah aset masih sebesar Rp22,07 triliun. Jiwasraya masih mempunyai total 4,56 juta nasabah baik dari bisnis ritel, korporasi maupun digital insurance. Jika dirinci bisnis ritel terdapat 348.582 peserta, bisnis korporasi 4,21 juta peserta dan digital insurance 2.675 peserta. (*)