Bali – PT Rintis Sejahtera (RINTIS) kembali menggelar acara “PRIMA Executive Gathering 2024”. Acara digelar di The Meru, Sanur, Bali, pada Kamis, 24 Oktober 2024, ini mengundang lebih dari 90 mitra bank dan PJP (Penyedia Jasa Pembayaran) terpilih.
PRIMA Executive Gathering 2024 ini memasuki penyelenggaraan tahun ketiga setelah sempat tertunda akibat pandemi Covid-19. Penyelenggaraan perdana dilakukan pada 2018 dan 2019.
Ada dua agenda utama dalam acara bertema “Leveraging Collaboration for Optimal Performance and Cyber Resilience” tersebut, yakni PRIMA Executive Meeting dan PRIMA Awards.
Tema “Leveraging Collaboration for Optimal Performance and Cyber Resilience” merefleksikan langkah proaktif industri Sistem Pembayaran Nasional untuk terus mendukung keberlanjutan disain mikro teknis dan implementasi Blueprint SPI 2025-2030 yang telah dicanangkan oleh Bank Indonesia, serta meningkatkan efektivitas langkah-langkah persiapan bersama.
PRIMA Executive Meeting sendiri adalah forum untuk berbagi informasi, di mana para pemangku kepentingan dari Bank Indonesia (BI), serta berbagai pihak dari industri berkumpul untuk mendiskusikan isu-isu dan perkembangan dalam sektor sistem pembayaran di Indonesia.
Baca juga: Sukses Diadakan Lagi Pasca-Covid, PRIMA Awards 2024 Apresiasi 20 Mitra Terpilih
Agenda besar pada acara ini, yakni menghadirkan ahli yang mengulas dan memberikan sharing pada sesi International Best Practice. Sistem Pembayaran Nasional senantiasa terbuka untuk mengkaji pengalaman negara lain.
Namun, tidak sekadar mencontoh pengalaman terkait, tapi juga memperbaiki dan mempertimbangkan situasi serta kondisi domestik, heterogenitas kapasitas industri dan inklusivitas sesuai prioritas kepentingan nasional.
Urgensi Perkuat Daya Saing Sistem Pembayaran Nasional
Presiden Direktur RINTIS Iwan Setiawan memberikan Welcome Speech and PRIMA Service Update pada sesi pembukaan PRIMA Executive Meeting tersebut.
Dalam speech-nya, Iwan menekankan pentingnya kemandirian, keberlanjutan, serta penguatan daya saing Sistem Pembayaran Nasional di tengah ancaman peningkatan transaksi yang terindikasi fraud dan serangan siber.
PRIMA Executive Gathering 2024, menurut Iwan, diselenggarakan dalam rangka momentum menyongsong tahun 2025. Kegiatan ini sekaligus untuk mendukung keberlanjutan visi Bank Indonesia (BSPI 2025–BSPI 2030) dan pemerintahan baru Prabowo Subianto, dalam konteks kemandirian, keberlanjutan, dan penguatan daya saing Sistem Pembayaran Nasional.
“Rintis terus mendukung para mitra secara langsung melalui Bank Indonesia, ASPI, PERBANAS dalam memberikan masukan profesional dan konstruktif dalam mengimplementasikan BSPI 2025,” ujar Iwan di acara tersebut.
Di lain sisi, Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP) Bank Indonesia (BI) Ryan Rizaldy yang mengisi Keynote Opening Speech, menjelaskan pentingnya respons cepat dan terstruktur terhadap lonjakan transaksi digital dewasa ini, yang ia katakan mencapai 14 kali lipat.
“Lonjakan transaksi digital ini membuat tantangan ke depan semakin kompleks. Bagaimana sistem pembayaran nasional mampu merespon kenaikan ini secara cepat dan terstruktur,” tutur Ryan.
Menurut Ryan, lonjakan transaksi digital hingga 14 kali lipat tersebut didorong oleh kelompok masyarakat digital savvy, yakni generasi milenial, Gen Z, dan Gen Y.
Baca juga: Rintis Gelar PRIMA Executive Gathering 2024 di Sanur
Dengan proyeksi kenaikan yang signifikan itu, Ryan mencatat pembayaran digital akan tumbuh dari 600 juta kali transaksi menjadi 10,05 miliar transaksi di 2030.
Untuk mendukung hal itu, Ryan menegaskan perlu adanya penguatan infrastruktur dari sistem pembayaran digital yang saling terkoneksi dan dapat dioperasikan secara baik. Hal ini untuk mendorong pertumbuhan pengguna BI-Fast dan QRIS.
Di sesi International Best Practice dan Panel Discussion PRIMA Executive Meeting 2024, Head of Product and Scheme Australian Payments Plus, Rick Iversen menyampaikan kegelisahan yang sama. Menurut Rick, untuk mencapai efisiensi dan keamanan digital di era digitalisasi, maka penggunaan artificial intelligence (AI) tak boleh dikesampingkan.
Penggunaan AI yang makin meluas dan melahirkan banyak layanan turunan, seperti layanan pengelolaan identitas digital bakal sangat membantu industri keuangan, terlebih pada aspek keamanan data.
“Anda memiliki kontrol atas data apa yang ingin Anda berikan. Anda mempunyai consent page di mana anda bisa memilih data mana saja yang Anda ingin bagikan,” ucap Rick pada acara “PRIMA Executive Meeting” itu.
Dengan demikian, ia jelaskan lebih lanjut, akan ada lebih sedikit pelaku bisnis yang menyimpan data sensitif pribadi seperti paspor atau kartu identitas perizinan (license) lainnya. Yang mana hal itu akan meminimalisir risiko bila terjadi kejahatan pencurian data secara digital, mengingat minimnya data pribadi yang disimpan oleh suatu perusahaan.
“Dengan begitu, lebih mudah bagi konsumen untuk mendapatkan kembali data pribadi mereka bila terjadi hacking di suatu korporasi karena data mereka tak disimpan di back end dunia maya,” imbuhnya.
Baca juga: Bukan Lansia, 62 Persen Lebih Kasus Fraud Menimpa Generasi U-40!
Senada dengan Rick, CEO HiTRUST Roger Kuo menyampaikan perlu adanya implementasi digital security yang terintegrasi solid pada industri keuangan untuk mencegah fraud.
Roger bahkan mengungkapkan, Berdasarkan data yang pihaknya himpun, ditemukan bahwa 62,1 persen korban digital fraud pada sistem pembayaran menimpa generasi U-40 atau yang berusia di bawah 40 tahun.
Data yang dihimpun di Taiwan ini juga mengungkapkan bahwa 8 dari 10 korban ditargetkan oleh scammer melalui perangkat mobile atau pesan singkat.
“Saat kita bicara soal financial scam, kita berpikir akan terkait dengan para lansia. Namun, statistik berkata lain. Di Taiwan, 62 persen lebih korban berusia di bawah 40 tahun. Kelompok terbesarnya berusia di antara 20 sampai 23 tahun, sangat muda,” ucapnya.
Baca juga: Optimalkan Layanan BPR Melalui Digitalisasi: Jalin Hadirkan Solusi Infrastruktur Terintegrasi untuk BPR dan BPRS di RI
Sementara itu, pembicara lainnya yakni Managing Director IDEMIA Mehdi Elhaoussine menyarankan pasar di Indonesia untuk memperhatikan perkembangan metode pembayaran contactless secara serius, mengingat trennya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Mehdi membeberkan, volume pembayaran contactless (tap to pay) di luar Amerika Serikat (AS) mengalami pelonjakan 80 persen. Seiring itu, secara global, pertumbuhan nilai transaksi pembayaran contactless pada 2024 hingga 2029 diprediksi akan meningkat 113 persen.
“Selama pandemi kita telah melihat peningkatan adopsi metode pembayaran contactless. Kalau anda lihat tren global yang ada, kita akan melihat pertumbuhan pada collection dari platform contactless,” sebutnya.
Acara Prima Executive Meeting lalu ditutup dengan sesi panel discussion yang menghadirkan sejumlah pembicara dari industri perbankan nasional dan ketiga pembicara internasional tersebut.
Prima Awards 2024
Untuk sesi Prima Awards 2024, terdapat 66 pemenang dari 20 mitra terpilih Jaringan Prima yang mendapatkan penghargaan di ajang Prima Awards 2024.
Acara penghargaan yang dilandaskan pada rating “The Best Digital Transaction 2024” yang dilakukan oleh PT Rintis Sejahtera bersama Biro Riset Infobank (birI) itu ditujukan untuk memberikan apresiasi mendalam kepada mitra terpilih, baik perusahaan maupun individu atas kontribusi, dedikasi, dan pencapaian yang signifikan dalam mendukung serta memperkuat hubungan kerja sama yang telah terjalin.
Prima Awards 2024 berlangsung meriah. Dikemas dengan konsep gala dinner dan Awarding Night bertajuk “The Best Digital Transaction 2024”, Prima Awards 2024 dibuka oleh Wakil Presiden Direktur RINTIS Suryono Hidayat, dilanjutkan oleh Chairman Infobank Media Group Eko B. Supriyanto yang memaparkan metodologi penentuan pemenang sebelum prosesi penyerahan award dilakukan.
“Ini menjadi bukti dimana kita sebagai industri keuangan terus berkontribusi bagi inklusivitas ekonomi nasional dalam mengejar visi Indonesia Emas 2045,” ucap Wakil Presiden Direktur RINTIS, Suryono Hidayat dalam pembukaannya.
Di samping itu, Prima Awards 2024 turut dihadiri pula oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, untuk memberikan keynote closing speech. Destry menyampaikan apresiasinya yang mendalam terhadap penyelenggaraan acara Prima Awards 2024.
Ia juga mengingatkan segenap pelaku industri jasa keuangan agar selalu menjaga kekompakan dan solidaritas di tengah tantangan zaman yang semakin dinamis.
“Kalau ingin melaju cepat, maka melaju lah sendirian. Namun, jika ingin melaju lebih jauh, melaju lah bersama-sama,” pungkas Destry.
Acara kemudian ditutup dengan special performance dari penyanyi Rio Febrian yang turut berkolaborasi membawakan beberapa lagu dengan anggota Komisi XI DPR RI, Indah Kurnia. (*) Steven Widjaja