Jakarta – Tren belanja secara online yang meningkat di tengah mewabahnya Covid-19 memberi dampak positif bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang membuka lapak di platform digital e-commerce. Para pelaku usaha berupaya memanfaatkan momentum tersebut dengan meningkatkan skala usaha melalui dukungan pembiayaan, salah satunya Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang kini dapat diakses secara daring oleh mitra e-commerce.
Adalah Renica (33), pelaku UMKM yang berdomisili di daerah Cinangka, Depok, Jawa Barat, berencana untuk mengembangkan usaha, seiring meningkatnya penjualan secara online pada masa pandemi corona. Melihat potensi penjualan online yang berkembang, sejak 5 bulan lalu Renica memutuskan untuk membuka lapak di Shopee dengan nama toko Axel’s Room.
“Penjualan sedang meningkat, terlebih pas Ramadan dan Lebaran kemarin. Usaha saya kan masih rumahan, nah rencananya saya ingin membuat toko di rumah atau dijadikan modal tambahan yang bisa diputar, jadi tidak hanya mengandalkan online saja,” ujar Renica melalui siaran pers BRI yang diterima di Jakarta, Rabu 22 Juli 2020.
Untuk mengembangkan usaha misalnya, Renica merenovasi rumah menjadi outlet berdagang, Renica mengakui bahwa ia membutuhkan modal usaha. Bak gayung bersambut, ibu dari tiga orang anak ini mendapatkan notifikasi dari Shopee berupa tawaran pinjaman KUR yang disalurkan BRI secara daring.
“Saya langsung mencari tahu tawaran itu. Prosesnya cepat, pengajuan lewat online lalu saya dihubungi pihak BRI. Setelah melengkapi syarat-syarat dan verifikasi, saya kemudian dikabari kalau pengajuan KUR diterima,” ujar Renica yang mengaku sebagai nasabah lama Bank BRI.
Dana pinjaman KUR dengan tenor selama 1 tahun menjadi suntikan modal bagi Renica untuk mengembangkan usaha online shop. Beragam produk pakaian dijualnya di toko daring Axel’s Room. Dia merasa terbantu dengan pembiayaan KUR dari BRI, terlebih bunga pinjaman yang murah dan persyaratan pengajuan yang mudah.
Meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir, ia mengungkapkan penjualan baju secara online yang ditekuninya masih berjalan lancar. Bahkan pada periode Ramadan dan Lebaran lalu, Renica mampu meraih peningkatan omset dari kondisi normal.
“Sebelum bergabung ke platform digital, saya hanya mengandalkan transaksi dari orang yang datang ke rumah, saat itu omset sekitar Rp3 juta – Rp5 juta per bulan. Semenjak di online, omset penjualan saya bisa Rp30 jutaan dalam satu bulan,” tukasnya.
Dalam memacu penjualan online, Renica kerap memanfaatkan program promosi yang disediakan oleh platform e-commerce. Adapun untuk meningkatkan pelayanan, ia memanfaatkan jasa kurir transportasi online dalam mengirimkan pesanan dari pembeli. “Selama ini belum menemukan kendala yang berarti. Platform online sangat membantu bukan memberikan kendala,” tukasnya.
Kini setelah mendapat pembiayaan KUR BRI, Renica berharap ke depannya makin banyak program pinjaman yang diberikan Bank BRI kepada para pelaku UMKM seperti dirinya.
Bank BRI sejak Mei 2020 lalu membuka akses pengajuan KUR melalui channeling online dengan menggandeng e-commerce (Shopee dan Tokopedia) dan perusahaan ride hailing (Grab dan Gojek).Terobosan ini dilakukan Bank BRI untuk mengakselerasi penyaluran KUR di tengah tekanan pandemi Covid-19, sejalan dengan komitmen perseroan yang fokus terhadap pemberdayaan UMKM di Indonesia. Penyaluran KUR secara daring tersebut juga sebagai respon dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu yang lalu.
Dalam mekanisme penyaluran KUR secara daring, Bank BRI akan melakukan screening awal terhadap para mitra e-commerce maupun ride hailing yang mengajukan permohonan. Selanjutnya, mereka akan mendapat tawaran fasilitas KUR hingga maksimal Rp 50 juta dengan tenor paling panjang 3 tahun dengan melakukan pengisian data melalui https://kur.bri.co.id/. Setelah itu, Bank BRI akan melakukan credit scoring dan bila lolos, proses pencairan KUR bisa direalisasikan. (*)
Editor: Rezkiana Np