Jakarta – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) bakal menggelontorkan dana senilai Rp1,5 triliun untuk pembelian gula pasir petani. Hal ini dilakukan lantaran pasokan gula yang menumpuk dan belum laku terjual di gudang pabrik gula.
Sekretaris Asosiasi Petani Tebu Indonesia (APTRI) Cabang Kecamatan Assembagoes, Situbondo, Jawa Timur, Herman Fauzi mengatakan, informasi dana Rp1,5 triliun dari Danantara itu diperoleh, usai pihaknya berkoordinasi dengan Kemenko Bidang Pangan dan Kemenko Bidang Perekonomian.
“Pekan lalu Pengurus APTRI Pusat berkoordinasi dengan kementerian terkait, dan disampaikan solusinya Danantara akan mengucurkan dana melalui PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) untuk membeli sementara gula petani,” ujarnya, dinukil Antara, 11 Agustus 2025.
Ia menuturkan, sejak sebulan terakhir, Pabrik Gula (PG) Assembagoes Situbondo masih ada ribuan ton gula pasir belum laku terjual dan menumpuk di gudang pabrik gula.
Baca juga : Breaking! Danantara Melarang Komisaris BUMN Dapat Tantiem dan Jatah Insentif Direksi Dikurangi
Menurutnya, harga gula pasir PG Assembagoes ditawar pedagang di bawah harga acuan penjualan atau HAP Rp14.500 per kilogram.
“Sudah empat minggu ini tawaran pedagang Rp14.350 per kilogram ada juga yang menawar Rp14.200 per kilogram, minimal harga gula Rp14.500,” kata Fauzi.
Ia menduga, tawaran harga gula petani saat ini rendah atau di bawah harga acuan penjualan, karena beredarnya gula rafinasi di pasaran.
Padahal, kata dia, gula rafinasi diperuntukkan bagi pengolahan bahan industri makanan dan minuman, bukan untuk konsumsi harian.
Baca juga : Danantara Bakal Buka Universitas Korporat, Ditargetkan Rampung di 2027
“Gula rafinasi itu warnanya sangat putih dan tidak semanis gula pasir pada umumnya, dan harganya lebih murah,” jelasnya.
Sementara General Manajer PG Assembagoes Situbondo Mulyono mencatat sekitar 5.000 ton gula pasir petani di wilayah itu belum terjual ke pedagang sejak sebulan terakhir.
Mulyono menjelaskan bahwa selama lebih empat periode (per minggu) atau sekitar satu bulan ini gula pasir sebanyak 5.000 ton itu tersimpan di gudang pabrik gula.
“Karena gula pasir belum terjual ke pedagang, selama lebih dari empat periode ini kami belum melakukan pembayaran kepada petani yang tebunya digiling di PG Assembagoes,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama










