Poin Penting
- Danamon Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 15-20 persen hingga akhir 2025, dengan fokus pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
- Pembiayaan bagi hasil Danamon Syariah meningkat signifikan menjadi Rp7,51 triliun pada Juni 2025 dari Rp4,50 triliun pada Desember 2024.
- Rasio Non Performing Financing (NPF) Danamon Syariah membaik dengan NPF Gross 1,78 persen dan NPF Net 1,17 persen, menunjukkan kualitas aset yang lebih sehat.
Jakarta – Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Danamon Tbk (BDMN), atau yang dikenal sebagai Bank Danamon Syariah, melihat prospek pertumbuhan pembiayaan syariah masih positif hingga akhir 2025.
Syariah Funding Business Head Danamon, Merci Santi Adriani, menyatakan bahwa target pertumbuhan pembiayaan syariah tahun depan diperkirakan berada di kisaran 15 hingga 20 persen.
“Secara percentase juga cukup agresif, sekitar di kisarannya antara 15 persenan sampai 20 persen. Prospek? Sangat baik, sentimen untuk perkembangan syariah secara umum sangat baik,” ujar Merci kepada media di Jakarta, Senin, 29 September 2025.
Baca juga: Soal Spin Off UUS, Danamon Syariah Fokus Genjot Aset
Lebih lanjut, ia menjelaskan saat ini pembiayaan Danamon Syariah juga masih berfokus pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Diketahui, dalam laporan keuangan BDMN per Juni 2025, tercatat pembiayaan bagi hasil senilai Rp7,51 triliun dari Rp4,50 triliun pada Desember 2024.
Sementara itu, untuk pembiayaan berbasis piutang tercatat sebanyak Rp5,98 triliun pada periode Juni 2025. Angka tersebut belum termasuk total pembiayaan Murabahah dan Multijasa tanpa memperhitungkan margin yang belum diterima, yang mencapai Rp1,27 triliun.
Baca juga: Bank Danamon Ungkap Upaya Lindungi Nasabah dari Status Dormant
Meski demikian, rasio pembiayaan atau Non Performing Financing (NPF) Danamon Syariah pada semester I 2025 terlihat membaik, dengan NPF Gross 1,78 persen dari periode tahun sebelumnya 2,22 persen.
Sedangkan untuk NPF Net tercatat 1,17 persen dari 1,59 persen pada semester I 2024. Adapun untuk laba komprehensif periode berjalan pada semester I 2025 senilai Rp93,83 miliar. (*)
Editor: Yulian Saputra









