Jakarta–PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) mencatatkan perolehan laba bersih konsolidasi sebesar Rp2,5 triliun pada sembilan bulan tahun ini, naik 33% dibanding Rp1,9 triliun pada triwulan III-2015.
“Danamon berhasil dalam meningkatkan produktivitas dalam iklim perekonomian lemah yang membatasi permintaan kredit,” ucap Chief Financial Officer Danamon, Vera Eve Lim di Menara Bank Danamon, Selasa, 25 Oktober 2016.
Menurutnya, hasil positif dari neraca rugi-laba tersebut merupakan hasil dari pondasi bisnis yang kuat dan inisiatif-inisiatif transformasi yang telah diterapkan tahun lalu. “Kami juga mengelola biaya operasional dan biaya kredit lebih baik ketimbang tahun lalu.
Beban operasional Danamon turun 6% secara setahunan menjadi Rp6,52 triliun. Begitu pula biaya kredit yang terpangkas 4% menjadi Rp3,36 triliun. Sementara pendapatan bunga bersih naik 1% menjadi Rp10,25 triliun. Sedangkan pendapatan nonbunga atau fee based income meningkat 9% menjadi Rp3,04 triliun.
Secara bisnis, kredit perseroan mengakami penurunan sebesar 9% dari Rp133,6 triliun menjadi Rp121,6 triliun. Rasio kredit bermasalah atau NPL secara gross naik dari 3% menjadi 3,5%. Sementara rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) ada di level 91,7% per 30 September 2016.
“NPL naik 50 bps dipengaruhi oleh pembagi dengan kredit yang turun 9%. Ada 2 hal, ada penurunan dari DSP (Danamon Simpan Pinjam) 29%. Hal lain karena pelambatan ekonomi,” jelas Vera.
Rasio keuangana lainnya antara lain marjin bunga bersih (NIM) naik dari 8,1% menjadi 8,8%. Return on asset (ROA) 1,9% dan return on equity (ROE) 10,1%. (*)
Editor: Paulus Yoga