Oleh Ryan G. Pertama
(Tanggapan artikel dari Mikail Arkana dan Urip N. Soepangat)
SOAL dana murah yang menjadi argumen Mikail Arkana dan juga Urip N. Soepangat dalam pro-kontra biaya isi ulang (top up) uang elektronik (e-money) perlu diluruskan. Sesungguhnya dalam mekanisme perbankan, dana yang ada di uang elektronik itu sudah ditarik dalam bentuk uang elektronik.
Jadi, tidak benar kalau uang yang mengendap itu dana murah, karena uang sudah ditarik menjadi uang plastik elektronik.
Namun demikian, kendati bukan uang murah lagi, bank-bank masih punya keuntungan ganda, pertama pemilik kartu akan memperbesar tabungannya dan yang kedua ini merupakan program loyalty nasabah, agar nasabah tidak pindah ke bank.
Baca juga: Rencana Isi Ulang Uang Elektronik Kena Biaya, Mengapa Harus Dihentikan?
Kembali pada pembahasan dana murah dan isi ulang uang elektronik, sudah seharusnya Bank Indonesia bisa lebih terbuka menjelaskan kepada masyarakat. Penjelasan BI hanya bilang murahnya dan untuk memperbaiki infrastruktur untuk top up e-money.
Sudah seharusnya isi ulang itu gratis, kecuali membeli kartu pertama. Apalagi, program less cash society sedang berjalan. Walau hanya selisih Rp1.500-Rp2.000 tetap saja uang elektronik lebih mahal dari uang kontan. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Poin Penting STRK menggandeng Coco Bali Pte Ltd untuk memperkuat ekspansi global melalui peluncuran tiga… Read More
Jakarta - Sepanjang 2025, berbagai kasus korupsi menjerat para pejabat Indonesia yang berhasil diungkap Komisi Pemberantasan… Read More
Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More
Poin Penting PINTU meluncurkan fitur Auto DCA Explore Plans untuk memudahkan investor berinvestasi rutin dengan… Read More
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More