Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing sebesar Rp10,33 triliun kembali keluar dari pasar keuangan Indonesia pada pekan terakhir Februari 2025.
Angka tersebut didominasi oleh aksi jual di pasar saham sebesar Rp7,31 triliun, serta di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masing-masing Rp1,24 triliun dan Rp1,78 triliun.
Sementara itu, sepanjang tahun ini, investor nonresiden mencatatkan jual neto Rp15,47 triliun, meskipun terdapat arus masuk ke SBN sebesar Rp12,86 triliun dan ke SRBI sebesar Rp7,67 triliun.
Di sisi lain, kenaikan premi credit default swap (CDS) Indonesia menjadi 75,13 basis poin (bps) menunjukkan meningkatnya risiko investasi. Seiring dengan pelemahan rupiah, imbal hasil SBN tenor 10 tahun naik dari 6,88 persen pada 27 Februari menjadi 6,93 persen dalam beberapa hari berikutnya.
Baca juga: Analis Beberkan Resep Tekan Capital Outflow
Manajemen Panin Sekuritas menilai berlanjutnya capital outflow tersebut mencerminkan sentimen negatif investor global terhadap aset domestik. Faktor utama yang memengaruhi kondisi ini adalah ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) yang lebih ketat.
“Meskipun ada arus masuk ke SBN dan SRBI, tekanan di pasar saham dan meningkatnya CDS menunjukkan risiko yang perlu diantisipasi oleh otoritas,” ujar Manajemen Panin Sekuritas dalam risetnya, Senin, 3 Maret 2025.
Perlunya Strategi Stabilitas dari BI dan Pemerintah
Panin Sekuritas menekankan pentingnya langkah stabilisasi dari Bank Indonesia (BI) dan pemerintah untuk menjaga daya tarik aset Indonesia di mata investor asing.
“BI dan pemerintah perlu memperkuat strategi stabilisasi untuk menjaga daya tarik aset Indonesia, termasuk kebijakan suku bunga yang adaptif dan intervensi di pasar valuta asing jika diperlukan,” ungkapnya.
Baca juga: Outflow Dana Asing Saham Bank Jumbo Capai Rp1,7 Triliun, IHSG Makin ‘Boncos’
Adapun tekanan di pasar saham juga semakin terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah 7,83 persen dalam sepekan turun dari 6.803,001 menjadi 6.270,597.
Selain itu, kapitalisasi pasar Bursa pekan lalu turut mengalami penurunan sebesar 7,68 persen menjadi Rp10.880 triliun dari Rp11.786 triliun pada sepekan sebelumnya. (*)
Editor: Yulian Saputra










