Dia mengungkapkan, kebijakan Trump yang akan segera mengeluarkan dua perintah eksekutif (executive order) untuk mencari penyebab defisit neraca perdagangan AS, akan lebih berdampak besar pada negara-negara yang memang struktur ekspornya lebih banyak terkait dengan nonkomoditas.
“Seperti Vietnam, Taiwan yang bisa jadi akan dicap sebagai negara currency manipulation. Indonesia lebih list expose terhadap dari sisi perdagangan,” ucap Nanang.
Dia menilai, Indonesia merupakan bukan target utama AS terkait dengan wacana Trump yang akan segera mengeluarkan dua perintah eksekutif, meski Indonesia menjadi satu dari 16 negara yang dituding melakukan perbuatan curang dalam kerangka kerja sama perdagangan, yang diperkirakan menyebabkan kerugian AS sebesar US$50 miliar.
“Indonesia bukan target utama dari kebijakan trump ini, karena struktur perdagangannya tidak seperti negara asia lainnya. Indonesia sebetulnya tidak terlalu besar kalau dengan AS perdagangannya. Jadi hemat saya impeknya ini tidak akan besar,” tegasnya. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More
Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More