Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut, penyebaran virus Corona yang sudah menyebar ke Indonesia pasti akan memberi dampak terhadap perekonomian nasional. Meski begitu, ia berpesan, virus Corona harus diwaspadai tanpa perlu berlebihan atau menjadi paranoid.
“Virus Corona adalah tantangan yang harus kita waspadai. Tapi jangan parno, paranoid. Kalau kita cemas dengan penurunan yang terjadi, bisa bubar kita. Walau begitu, waspada juga jangan seenaknya, harus terukur,” kata Perry, di acara Executive Lecture bertema Early Year Forum – Building Confidence: Bauran Kebijakan Bank Indonesia untuk Mendukung Perekonomian Indonesia 2020, yang diselenggarakan Infobank bekerja sama dengan BI, di Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020.
Lebih jauh, Perry mengungkapkan, dalam pandangannya setidaknya ada tiga dampak dari virus Corona terhadap perekonomian Indonesia. Pertama, investor menarik dana dari negara berkembang, termasuk Indonesia, karena sulit mengukur risiko-risiko yang mungkin akan terjadi. Kedua, pariwisata, dan ketiga, ekspor impor.
“Lalu mengatasi dampak itu bagaimana. Kami, BI bekerja sama dengan pemerintah, OJK, kementerian yang lain, membuat kebijakan-kebijakan dan langkah-langkah antisipasi yang bertujuan meyakinkan investor dan publik bahwa kita (ekonomi) stabil,” tegasnya.
Tanda-tanda perbaikan, kata Perry, sejatinya sudah mulai terlihat. Misalnya, dari pantauan BI, penyebaran virus Corona di Tiongkok sudah mulai mereda. Kemudian, sejumlah kapal dari Tiongkok sudah mulai kembali berlayar ke Indonesia. Tapi memang yang menjadi perhatian saat ini adalah penyebaran virus Corona di negara-negara lain, di luar Tiongkok, seperti Korea Selatan, Italia, dan Amerika Serikat (AS).
“Kami perkirakan dampak virus Corona ini jangka pendek, sekitar enam bulan. Tapi memang butuh waktu untuk recovery,” pungkas Perry. (Ari Nugroho)