Jakarta – Setiap perusahaan harus memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan ataupun masyarakat melalui berbagai kegiatan seperti Corporate Social Responsibility (CSR) yang tujuannya untuk mengembangkan lingkungan serta memperbaiki kehidupan masyarakat hingga pada proses pembangunan ekonomi.
Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya Bakar pun mengatakan, di tengah pandemi virus corona (Covid-19) kegiatan CSR tetap harus dilakukan. Untuk itu, dirinya menghimbau kepada perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia untuk sadar dan ikut bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan agar bisa menyelaraskan hidup dengan alam.
“Di sini, kita bisa bertanya satu hal. Yakni, apa yang bisa dilakukan untuk Bumi dan bangsa? Akan tetapi, kita semua tetap harus bekerja dan berinovasi. Termasuk, tidak goyah dalam mengintensifkan isu penting tentang Bumi, melalui CSR,” ujar Menteri Siti Nurbaya dalam seminar yang bertema The Key Strategies of CSR to Support Business Continuity in New Normal, di Jakarta, Senin, 29 Juni 2020.
Dalam menghadapi sebuah pandemi seperti Covid-19 ini, kata dia, dibutuhkan aksi nyata dari semua pihak. Salah satu aksi yang dilakukan adalah dengan melalui CSR. Karena hal ini sangat erat hubungannya dengan keseimbangan alam dan lingkungan. “Pada prinsipnya, semua orang bisa berbuat nyata untuk mengatasi isu tentang Bumi. Termasuk melalui aktivitas CSR. Sekecil apa pun, akan berperan dalam menyelamatkan Bumi,” ucapnya.
Seminar yang digelar secara daring ini merupakan rangkaian kegiatan dari proses seleksi pemenang dan pemeringkatan pada penghargaan Top CSR 2020. Ketua Dewan Juri Top CSR 2020, Mas Achmad Daniri, mengungkapkan ada beberapa poin penting dalam melaksanakan CSR di saat Covid-19. Pertama, program CSR harus dimulai dari karyawan sebuah perusahaan.
“CSR sering terlalu fokus ke konsumen, sebenarnya hal itu harus dimulai dari ‘rumah’ atau internal perusahaan,” jelasnya.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan, bahwa keterlibatan pemangku kepentingan dalam CSR sangatlah diperlukan. “Dalam hal ini, CSR melibatkan karyawan dan konsumen. Manfaat sosial, juga berarti manfaat bagi sebuah perusahaan,” paparnya.
Anggota Dewan Juri Top CSR 2020, sekaligus Direktur Corebest Indonesia, Nurdizal M. Rachman menjelaskan, sejumlah kunci CSR untuk mendukung kelangsungan bisnis di new normal, yakni sebuah perusahaan perlu memperhatikan sejumlah hal seperti dampak Covid-19 kepada masyarakat, dan kepada aktivitas bisnis. Dengan mempertimbangkan dampak tersebut, CSR suatu perusahaan akan mengurangi dampak negatif new normal ke perusahaan dan masyarakat.
“Di samping itu, akan mengoptimalkan perubahan dan nilai-nilai new normal kepada perusahaan dan masyarakat,” ucap Nurdizal.
Sementara itu, Direktur Utama Geo Dipa Energi (Persero), Riki Ibrahim menjelaskan bahwa bagi pihaknya, kebijakan dan strategi CSR yang terkait dengan bisnis berkelanjutan, sangatlah penting. Hal ini dilakukan demi memenuhi harapan dan kepentingan para pemangku kepentingan. “Program community development adalah investasi jangka panjang. Juga, membangun kepercayaan publik dan citra perusahaan pun semakin positif,” katanya.
Thendri Supriatno, seorang konsultan CSR, juga menyebutkan, dalam masa new normal saat ini, perlu ada penyesuaian inisiatif CSR. Hal ini terkait adanya penyesuaian sistem kerja perusahaan dalam seluruh value chain perusahaan, dengan penerapan protokol kesehatan, sebagai tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan.
Direktur Utama Kideko, M. Kurnia Ariawan pun menambahkan, untuk periode 2013-2018, pihaknya telah mengeluarkan dana investasi sosial senilai Rp12,8 miliar. Ada berbagai bentuk investasi sosial tersebut, antara lain pertanian terpadu, Gerakan Sadar Mandiri, dan lain-lain. Menurutnya, di salam Gerakan Sadar Mandiri tersebyt ada pelatihan kepada kaum perempuan yang menjadi warga binaan.
“Ada efek sustainability yang muncul, seperti peningkatan pendapatan menjadi Rp6 juta per bulan. Gerakan ini pun memanfaatkan tanaman liar yakni purun,” pungkasnya. (*)