Nasional

CSIS Anjurkan Prabowo-Gibran untuk Revisi RAPBN 2025, Ini Alasannya

Jakarta – Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia menyoroti Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) yang dirasa perlu disesuaikan karena berbagai faktor.

Menurut Deni Friawan, peneliti ekonomi senior CSIS, RAPBN yang diresmikan pada 17 Agustus 2024 lalu masih berpotensi mengalami perubahan. Ini dikarenakan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) belum dikeluarkan.

“RAPBN ini belumlah final, karena kemungkinan besar akan ada perubahan. Sebab dia (RAPBN) belum memasukkan RPJMN. Jadi RAPBN hari ini akan subject to revision,” tutur Deni di Jakarta, Senin, 19 Agustus 2024.

Baca juga: Prabowo Bakal Tarik Utang Rp775,9 Triliun di Tahun Pertama Pemerintahannya

Namun, Deni juga mengkhawatirkan program-program pemerintah yang nantinya akan dilaksanakan calon presiden-wakil presiden terpilih, yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, tidak mampu terealisasi.

Pasalnya, kata Deni, ruang fiskal pemerintah terbatas sehingga tidak mudah mewujudkan janji-janji pasangan ini. Belum lagi kondisi ekonomi dan geopolitik global yang tengah tidak pasti.

“Walaupun program-program pemerintahan baru sudah masuk dalam RAPBN 2025, keterbatasan ruang fiskal yang ada saat ini dan ketidakpastian kondisi global itu masih sangat tinggi,” ujar Deni.

“Ini akan membuat program-program pemerintahan baru itu tidak akan optimal atau tidak bisa secara benar-benar diaplikasikan sebagaimana janji-janji kampanyenya,” tambahnya.

Misalnya, utang jatuh tempo pada 2025 tercatat mencapai Rp800,33 triliun. Utang tersebut membuat pemerintah harus bijak dalam menyalurkan APBN, dan memastikan agar bisa dilunasi tepat waktu sehingga tidak menjadi beban.

Belum lagi anggaran Ibu Kota Nusantara (IKN) yang pada periode 2020-2024, diproyeksi memakan anggaran Rp466 triliun. Beberapa program lain seperti makan siang bergizi dan kuliah gratis juga berpotensi menyedot anggaran negara.

Baca juga: Sri Mulyani: Defisit RAPBN 2,53 Persen Sudah Pertimbangkan Program Prioritas Prabowo

Untuk itu, Deni dan pihaknya berharap agar Prabowo-Gibran lebih bijak dalam menganggarkan APBN. CSIS merasa, akan lebih baik berkompromi dan menyesuaikan RAPBN ketimbang memaksa mengeluarkan uang yang belum tentu diperlukan.

“Dibandingkan jor-joran meningkatkan pengeluaran atau memaksa meningkatkan pendapatan, yang perlu diutamakan dan dilakukan adalah peningkatan efektivitas dan efisiensi dari alokasi anggaran yang ada saat ini,” tegasnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Galih Pratama

Recent Posts

Diduga Sebar Data Debitur, Komdigi Minta Google Hapus 8 Aplikasi “Mata Elang”

Poin Penting Komdigi ajukan delisting delapan aplikasi yang diduga menyalahgunakan data nasabah pembiayaan kendaraan bermotor… Read More

2 hours ago

Jasa Armada Indonesia (IPCM) Bagikan Dividen Interim Rp23,25 Miliar, Catat Tanggalnya!

Poin Penting IPCM bagikan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp4,40 per saham atau total… Read More

11 hours ago

Transfer ke Daerah Capai Rp795,6 T hingga November 2025, Turun 0,3 Persen

Poin Penting TKD hingga November 2025 terealisasi Rp795,6 triliun atau 91,5 persen dari pagu APBN,… Read More

11 hours ago

RUPSLB Geoprima Solusi (GPSO) Setujui Susunan Baru Direksi, Komisaris, dan Remunerasi

Poin Penting RUPSLB GPSO menyetujui perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, termasuk pengunduran diri empat… Read More

12 hours ago

Sepak Terjang Zulkifli Zaini yang Diangkat Jadi Komut Bank Mandiri

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri pada 19 Desember 2025 resmi mengangkat Zulkifli Zaini sebagai Komisaris… Read More

12 hours ago

RUPSLB Bank Mandiri Rombak Komisaris, Ini Susunan Lengkapnya

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri (BMRI) 19 Desember 2025 memutuskan perombakan jajaran dewan komisaris, sementara… Read More

13 hours ago