Jakarta – Gelombang Covid-19 terbaru yang dipicu subvarian Omicron XBB di China diprediksi akan memasuki masa puncaknya pada bulan Juni 2023 dengan 11 juta kasus per minggu.
“Pemodelan kami memperkirakan gelombang akan memuncak pada awal Juni 2023 sekitar 11 juta per minggu, dengan 112 juta orang terinfeksi selama kebangkitan ini,” tulis sebuah perusahaan kesehatan Airfinity, dikutip dari South China Morning Post, Jumat, 9 Juni 2023.
Sebelumnya, ahli pernapasan asal China Zhong Nanshan mengatakan prediksi kasus Covid-19 gelombang baru akan lebih tinggi di China. Di mana, prediksinya menyebut mencapai 65 juta per minggu pada akhir Juni. Artinya, jumlah ini enam kali lebih tinggi dari perkiraan Airfinity.
Meski dirinya tidak menjelaskan apakah perkiraannya termasuk kasus tanpa gejala, namun Airfinity mengatakan bahwa pemodelannya hanya perkiraan kasus dengan gejala.
Meski saat ini belum ada data resmi Covid-19 di China. Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC China) berhenti merilis data mingguan pada awal Mei ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Covid-19 tidak lagi menjadi darurat kesehatan global.
Dalam sebuah laporan CDC Weekly pada April, sekitar 80 persen dari 1,4 miliar penduduk China terinfeksi Covid-19 selama musim dingin.
Selepas pemerintah China melonggarkan lockdown yang diterapkan berdasar kebijakan “nol-COVID”, Negeri Tirai Bambu itu kembali dilanda varian omicron yang berbeda pada Desember 2022 dan Januari 2023.
Media CNN melaporkan sekitar 80% dari 1,4 miliar warga China tertular selama periode tersebut.(*)