Jakarta – Cost of Fund (Cof) atau biaya dana menjadi kunci utama dalam persaingan di bisnis perbankan. Demikian disampaikan oleh Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Institute dalam webinar Infobank Institute bertajuk Digital Banking Outlook 2022: Open Banking Transforming Business Models, Selasa, 5 Oktober 2021.
“Selama 30 tahun saya mengamati, itu dua hal yang bisa membuat bank bertahan di masa mendatang dan memenangkan persaingan,” ujar Eko.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, masalah utama yang terjadi di perbankan saat ini adalah intermediasi. Hal ini tercermin dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mampu tumbuh 10-11%, namuk kredit mengalami pertumbuhan yang sangat rendah yakni 0,5%. Ada beberapa faktor penyebabnya, yakni masalah demand.
“Nasabah-nasabah mengalami masalah. Waktu PPKM darurat, sama-sama takut. Bank takut, nasabah juga takut jadi tidak ada pinjam-meminjam,” tambahnya.
Kemudian, selama pandemi, Net Interest Margin (NIM) mengalami kenaikan sebesar 4,8% (tertinggi selama tiga tahun terakhir). Penyebabnya adalah menurunnya cost of fund, karena bank banjir dana, maka bank menurunkan suku bunga. Sementara, suku bunga kredit relatif lambat dalam penurunannya.
“Jadi bagaimana sekarang bank menyalurkan kredit dan bagaimana bank membatasi penerimaan likuiditas,” ucapnya. (*) Ayu Utami
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More