Jakarta – Wabah virus corona atau Covid-19 masih terus mengkhawatirkan pelaku pasar global dan membuat mata uang rupiah melemah ‘sengsara’ berada pada kisaran level 16.000/US$ dalam beberapa hari ke depan.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut, stimulus penurunan bunga acuan Bank Indonesia (BI) belum mampu menahan pelemahan rupiah. Bahkan dirinya menyebut nilai tukar Rupiah akan beranjak ke level 16.500/US$.
“Rupiah saat ini sudah menyentuh level 16.035/US$ ini level kunci dan akan terus melemah sambil menunggu informasi virus corona,” kata Ibrahim kepada infobanknews di Jakarta, Jumat 20 Maret 2020.
Ia memandang bahwa langkah pemotongan suku bunga secara mendadak yang diambil oleh BI di berbagai negara menunjukan kepanikan yang luar biasa. Meski begitu, dirinya menilai fundamental ekonomi RI masih kuat menghadapi ketidakpastian ekonomi saat ini.
“Walaupun rupiah ke 16.500/US$, fundamental Indonesia masih kuat. Ini murni karena panik saja,” kata Ibrahim.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto mengatakan pelemahan ini dirasa hanya dalam jangka waktu sementara. Dirinya percaya BI akan terus berada di pasar. “Saya kira BI sudah mencermati pergerakan rupiah akhir-akhir ini yang terlihat melemah karena market panik,” ucapnya.
Mengutip Bloomberg, perdagangan nilai tukar rupiah terhadap dolar as dibuka melemah pada level Rp15.950 per dolar AS dan terus melemah hingga mencapai 0,79% ke level Rp 16.037 per dolar AS hingga pukul 10.45 WIB.
Sementara berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) sendiri pada hari ini, (20/3) kurs rupiah berada pada posisi Rp16.273/ US$ atau terlihat melemah dari posisi Rp15.712/US$ pada perdagangan kemarin (19/3). (*)
Editor: Rezkiana Np