Adapun pertumbuhan laba yang signifikan di tahun 2017 didorong oleh peningkatan kredit Bank, pertumbuhan komisi dari bisnis wealth management, penurunan biaya operasional serta perbaikan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).
Penyaluran kredit tumbuh 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, pendapatan komisi dari bisnis wealth management meningkat sebesar 12 persen, yang dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan produk-produk wealth management seperti investasi dan bancassurance.
Baca juga: Bisnis Wealth Management Commonwealth Naik 15%
Selain itu, biaya operasional turun sebesar 37 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, karena terjadi perbaikan CKPN yang signifikan dari Rp374,9 miliar pada semester pertama 2016 menjadi Rp63,8 miliar periode yang sama di tahun 2017. Dari sisi kualitas kredit, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) berada di level 3,91 persen (gross) dan 1,92 persen (net).
Sementara rasio keuangan lainnya tercatat rasio pendanaan terhadap penyaluran kredit (Loan to Funding Ratio/LFR) di angka 83,64 persen. Di mana rasio CASA juga masih terjaga dengan baik di level 50 persen. Beban operasional dibandingkan pendapatan operasional mengalami penurunan drastis sebesar 27 persen. Sedangkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) ada di level 24,7 persen. (*) Akhmad Dhani