Jakarta – Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) angkat bicara mengenai utang PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex yang telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang, Jawa Tengah.
Seperti diketahui, Sritex memiliki utang senilai USD35.828.895 kepada Citi Indonesia yang menjadi salah satu krediturnya.
CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi menjelaskan bahwa utang tersebut tidak berdampak pada kinerja Citibank. Pasalnya, kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) utang Sritex sudah terlebih dahulu di-provisi secara penuh.
“Jadi provisi itu sudah dilakukan bukan hanya di tahun ini, sudah fully provision di tahun-tahun yang lampau, karena net NPL-nya 0. Apakah ada impact? Gak ada lagi, namanya sudah fully provisions dan net NPL- nya itu sudah 0,” ujar Batara dalam Paparan Kinerja Kuartal III 2024, Rabu, 13 November 2024.
Baca juga: Citi Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp2,2 Triliun di Kuartal III 2024
Chief Financial Officer Citi Indonesia, Sujanto Su menambahkan bahwa secara NPL di pembukuan bank utang Sritex sudah di-provisi, sehingga tidak mempengaruhi kinerja perseroan pada tahun ini.
“Jadi secara NPL-nya net tadi dipembukuan kita sudah full provision sehingga tidak akan mempengaruhi kinerja kami di tahun ini,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Citi Indonesia berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp2,2 triliun hingga kuartal III 2024. Angka ini meningkat 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: Dukung Trump, Saham Tesla Milik Elon Musk Kecipratan Untung
Batara mengungkapkan, peningkatan laba tersebut didorong oleh efisiensi biaya operasional yang memperbaiki rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income Ratio/CIR) menjadi 41,9 persen dari 59,8 persen pada tahun sebelumnya. (*)
Editor: Yulian Saputra