Jakarta – Modalku, Fintech peer-to-peer (P2P) lending melakukan kerja sama dengan lembaga pengelola informasi kredit yakni PEFINDO Biro Kredit (PBK), untuk membangun infrastruktur P2P lending yang lebih efisien dan data-driven agar akses jasa keuangan bagi masyarakat semakin luas dan berkualitas.
Dengan adanya kerja sama ini, memberikan Modalku akses terhadap laporan perkreditan PEFINDO Biro Kredit, yang berisi riwayat kredit, score dan latar belakang calon peminjam. Informasi dari PEFINDO Biro Kredit akan melengkapi data Modalku, sehingga kualitas analisis kredit meningkat dan semakin akurat.
Dengan analisis kredit yang lebih cepat dan tepat, Modalku dapat mendukung semakin banyak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal yang berkualitas. Peminjam yang belum memiliki riwayat keuangan di sistem keuangan nasional dimungkinkan untuk mendapatkan akses pembiayaan.
Di sisi lain, kemitraan ini juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan menurunkan risiko bagi pemberi pinjaman, sebab laporan PEFINDO Biro Kredit dapat dimanfaatkan dalam melakukan penilaian atas permohonan pinjaman yang masuk sehingga mengurangi terjadinya risiko gagal bayar.
Saat ini, UMKM di Indonesia masih kekurangan pinjaman modal usaha untuk mengembangkan bisnisnya. Menurut data OJK, terdapat kebutuhan kredit bagi UMKM sebesar Rp1.700 triliun per tahun di Indonesia. Sementara lembaga keuangan yang ada hanya dapat memenuhi Rp700 triliun dari kebutuhan tersebut, sehingga ada kekurangan pendanaan bagi UMKM sebesar Rp1.000 trilliun di Indonesia setiap tahun. Situasi ini tak hanya merugikan industri usaha kecil, tetapi juga melemahkan ekonomi negara.
Studi Oliver Wyman dan Modalku menemukan bahwa kurangnya akses terhadap pinjaman bagi UMKM Indonesia yang ingin berkembang menyebabkan kerugian sebesar 14 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional di tahun 2015.
Oleh sebab itu, P2P lending diyakini dapat menjawab kebutuhan UMKM lokal dengan memperluas akses pinjaman modal usaha di Indonesia. Platform P2P lending seperti Modalku menghubungkan UMKM berpotensi dan pencari alternatif investasi melalui pasar digital. Dengan mendanai pinjaman UMKM, pemberi pinjaman Modalku mendapatkan alternatif investasi dengan tingkat pengembalian hingga 35 persen per tahun, sedangkan UMKM peminjam mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa agunan hingga Rp2 miliar dengan proses online yang mudah dan cepat.
Karena analisis kredit P2P lending fokus pada kesehatan usaha, bukan jaminan, maka pinjaman P2P lending cocok bagi UMKM yang biasanya belum memiliki cukup aset. Tenor pinjaman yang pendek dan proses yang lebih cepat, dari aplikasi hingga pencairan pinjaman, juga cocok dengan kebutuhan UMKM.
Melalui P2P lending, UMKM yang ingin berkembang dapat mulai mendapatkan pinjaman modal usaha dan membangun riwayat kredit. Semakin UMKM berkembang, mereka dapat mengakses lebih banyak produk keuangan, contohnya mendaftar untuk pinjaman bank. Kemajuan UMKM serta keberadaan industri P2P lending dan perbankan yang komplementer akan mendukung ekosistem keuangan yang sehat dan inklusif. Di sisi lain, P2P lending juga menciptakan instrumen alternatif investasi yang mudah diakses, sehingga layanan keuangan bagi masyarakat luas bertambah dan inklusi keuangan di Indonesia meningkat.
Chief Risk Officer Modalku Stefanus Warsito mengatakan, kebutuhan pinjaman segmen UMKM di Indonesia sangat tinggi. Saat ini industri perbankan sudah menyalurkan pinjaman kepada mereka dan kehadiran P2P lending akan menyediakan solusi pinjaman alternatif yang dapat membantu perkembangan bisnis UMKM. “Dengan begitu, P2P lending menjadi komplemen bank dalam mendukung inklusi keuangan dan ekonomi Indonesia,” ujarnya dia dalam siaran persnya di Jakarta Rabu, 27 Desember 2017.
Mengenai kerja sama Modalku dengan Pefindo, Warsito menambahkan, bahwa pihaknya berkeinginan untuk menyediakan yang terbaik bagi kedua pihak user Modalku, baik peminjam maupun pemberi pinjaman. Selama ini, Modalku menggunakan teknologi terkini dan data alternatif dalam analisis kredit, tetapi pihaknya selalu ingin lebih baik lagi. Kemitraan dengan Pefindo ini tentu akan meningkatkan kualitas infrastruktur P2P lending, karena akan lebih mudah untuk menemukan UMKM yang berkualitas dan pantas mendapatkan pinjaman.
“Kerja sama ini juga meningkatkan keamanan bagi pemberi pinjaman. Ditambah pula, Modalku dan Pefindo sedang menjalankan suatu pilot project yang didukung OJK,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PEFINDO Biro Kredit Yohanes Arts Abimanyu menambahkan, bahwa pihaknya akan terus mendorong perluasan akses pembiayaan inklusif bagi berbagai jenis usaha, termasuk UMKM Indonesia. Akses pinjaman yang lebih luas akan mewujudkan pertumbuhan dan ekspansi bisnis UMKM ke depannya. Kesamaan visi PEFINDO Biro Kredit dan Modalku dapat mewujudkan inklusi keuangan dan mendukung pengembangan sektor UMKM di masa depan.
“Melalui kerja sama ini, kami harap layanan data perkreditan PEFINDO Biro Kredit yang akurat dan bernilai tambah dapat mendukung kemajuan ekosistem keuangan Indonesia. Dengan adanya layanan PEFINDO Biro Kredit, diharapkan dapat mendorong UMKM yang sebelumnya unbankable menjadi bankable,” tukasnya. (*)