Jakarta – PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) atau Bank CIMB Niaga memandang adanya pemerintahan baru Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI untuk periode 2024-2029 tidak akan memengaruhi pembiayaan ke sektor hijau atau green financing.
Direktur Compliance, Corporate Affairs and Legal Bank CIMB Niaga, Fransiska Oei, menyatakan bahwa Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai net zero emission pada tahun 2030, sesuai dengan Paris Agreement pada 2015.
“Karena kan Indonesia itu sendiri sudah tanda tangan, mempunyai komitmen misalnya akan memiliki net zero emisi di tahun 2030. Undang-undang mengenai itu sudah keluar, peraturan pemerintah semua sudah keluar. Jadi rasanya tidak mungkin pemerintahan Indonesia itu untuk menarik kembali,” ucap Fransiska kepada media di Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024.
Baca juga: CIMB Niaga Targetkan Portofolio Hijau 25 Persen di Akhir 2024
Menurutnya, komitmen Indonesia dalam Paris Agreement tersebut bertujuan untuk mengurangi masalah-masalah terkait dengan iklim dan berusaha untuk membatasi dampak dari perubahan iklim terhadap lingkungan.
“Jadi membatasi peningkatan iklim di mana itu impact-nya adalah terhadap lingkungan dan lain-lain. Itu suatu komitmen yang sudah ditandatangani oleh pemerintah. Jadi pemerintah mana pun juga saya rasa tinggal meneruskan apa yang sudah dicanangkan saat ini,” imbuhnya.
Adapun Bank CIMB Niaga menargetkan portofolio untuk Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KUB) atau kegiatan yang terkait dengan environmental, social, dan governance (ESG) akan mencapai 25 persen hingga akhir tahun 2024 dari total portofolio sebesar Rp217 triliun.
Baca juga: BI: Penyaluran Kredit Baru Terindikasi Melambat di Triwulan III 2024
Hal ini disebabkan, karena masih adanya tantangan dari sisi kesadaran masyarakat maupun nasabah yang menganggap bahwa dengan melakukan green financing itu akan menambah beban biaya dan masih memikirkan bagaimana untuk prospek keuntungannya.
Meski begitu, ia terus mendukung masyarakat atau nasabahnya untuk menggunakan produk-produk berbasis hijau atau berkelanjutan agar ancaman perubahan iklim, seperti banjir hingga kemarau yang panjang dapat diminimalisir. (*)
Editor: Yulian Saputra