Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga Fransiska Oei (kiri) memberikan cenderamata kepada Chief of Nutrition Program UNICEF Indonesia Mamadou Ndiaye (kanan) pada Peluncuran Kerja Sama Aksi Peduli Gizi Anak Indonesia “Program Deteksi Dini dan Penanganan Gizi Buruk untuk Cegah Stunting”, yang diselenggarakan CIMB Niaga dan UNICEF di Jakarta. Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga Fransiska Oei tengah memberikan sambutan saat acara Peluncuran Kerja Sama Aksi Peduli Gizi Anak Indonesia “Program Deteksi Dini dan Penanganan Gizi Buruk untuk Cegah Stunting”, yang diselenggarakan CIMB Niaga dan UNICEF di Jakarta. Program yang berlangsung tiga tahun ini difokuskan di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai upaya untuk membantu pemerintah dalam mengatasi masalah gizi buruk dan mencegah stunting di Indonesia. Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga Fransiska Oei (kedua kiri) bersama Chief of Nutrition Program UNICEF Indonesia Mamadou Ndiaye (tengah), Head of Marketing, Brand and Customer Experience CIMB Niaga Toni Darusman (kanan), Community Relations Head CIMB Niaga Susy Hermanses (kedua kanan) dan Nutrition Specialist UNICEF Indonesia Blandina Rosalina Bait (kiri) pada Peluncuran Kerja Sama Aksi Peduli Gizi Anak Indonesia “Program Deteksi Dini dan Penanganan Gizi Buruk untuk Cegah Stunting”, yang diselenggarakan CIMB Niaga dan UNICEF di Jakarta Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga Fransiska Oei (kiri) berbincang dengan Chief of Nutrition Program UNICEF Indonesia Mamadou Ndiaye (kanan) pada Peluncuran Kerja Sama Aksi Peduli Gizi Anak Indonesia “Program Deteksi Dini dan Penanganan Gizi Buruk untuk Cegah Stunting”, yang diselenggarakan CIMB Niaga dan UNICEF di Jakarta. Program yang berlangsung tiga tahun ini difokuskan di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai upaya untuk membantu pemerintah dalam mengatasi masalah gizi buruk dan mencegah stunting di Indonesia. Bantuan CIMB Niaga dan donasi nasabah yang terkumpul akan disalurkan UNICEF untuk menjangkau 1.000 anak gizi buruk di 22 Kabupaten/Kota di NTT sehingga mendapatkan perawatan agar selamat dari ancaman gizi buruk. Selain itu, program ini juga akan berdampak positif bagi lebih dari 100.000 anak balita yang dimonitor pertumbuhan dan perkembangannya.