Jakarta – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank terus mendorong pemberdayaan UMKM berorientasi ekspor untuk menghasilkan secara optimal produk yang bernilai tambah, demi mencetak eksportir yang berdaya saing global termasuk komoditas kelapa sawit.
Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, R. Gerald S. Grisanto menyampaikan bahwa LPEI memiliki berbagai program strategis untuk mendorong sektor komoditas tak terkecuali produk turunan kelapa sawit menjadi produk yang memiliki nilai tambah.
“Secara garis besar kami memiliki dua program strategis untuk mendukung para pelaku usaha menjadi eksportir yang berdaya saing melalui pemberdayaan Desa Devisa dan pelatihan Coaching Program for New Exporters. Setelah mendapatkan pelatihan yang komprehensif dan dinilai bankable, tidak menutup kemungkinan para eksportir juga akan difasilitasi untuk pameran bahkan pembiayaan dari LPEI,” jelas Gerald, dikutip 8 Juni 2022.
Gerald mengungkapkan, sejak kedua program tersebut dibentuk beberapa tahun lalu hingga triwulan I 2022, telah terdapat 61 desa yang tergabung dalam Program Desa Devisa dan 2.943 pelaku usaha yang telah mengikuti pelatihan ekspor melalui Coaching Program for New Exporters.
Demikian disampaikan dalam acara talkshow bertema “Sinergi Pemberdayaan UMKM Kemenkeu Satu Kampung Nusantara” yang berlangsung di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta. Talkshow ini merupakan bagian dalam rangkaian sosialisasi “sawit baik” yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Pada kesempatan tersebut, LPEI menampilkan produk-produk dari enam usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berorientasi ekspor yang merupakan mitra binaan antara lain CV Masagenah (Lidi Sawit dan Home Décor), Desa Devisa Kakao Jembrana (Biji Kakao Fermentasi), Desa Devisa Kopi Subang (Kopi), Desa Devisa Kopi dan Beras Banyuwangi (Kopi dan Beras), Desa Devisa Tenun Gresik (Sarung Tenun) dan Koperasi Energy Biomassa Indonesia (Palm Kernel Shell).
Keunikan dari produk-produk yang ditampilkan yakni sangat memperhatikan aspek tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDG’s Goals) dan juga ramah lingkungan. Pada kesempatan tersebut, LPEI menegaskan dukungannya melalui produk kakao dan kain yang dihasilkan Desa Devisa Kakao Jembrana dan Desa Devisa Gresik yang mengangkat aspek kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan kesejahteraan para petani/pengrajin.
Selain itu, terdapat produk palm kernel shell yang dihasilkan Koperasi Energy Biomassa Indonesia, yang merupakan limbah industri pengolahan kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan bakar ramah lingkungan untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri. Sinergi LPEI dan BPDPKS pada pameran yang diselenggarakan selama 3 hari ini merupakan wujud nyata kolaborasi lembaga dan institusi di bawah Kementerian Keuangan RI melalui program Jasa Konsultasi. (*)