Categories: Moneter dan Fiskal

Cegah Spekulasi, Regulator Perlu Atur Penempatan Hot Money

Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) meminta Bank Indonesia (BI) untuk bisa menerbitkan peraturan (regulasi) yang bisa menghindari terjadinya spekulasi hot money di pasar keuangan, kendati Indonesia menganut sistem devisa bebas.

“Soal banyaknya hot money, BI harus bikin regulasi agar tidak ada spekulasi di pasar uang. Kalau pun terkait devisa bebas, tentu saja tidak bisa sebebas-bebasnya,” ujar Direktur Eksekutif Enny Sri Hartati, di Jakarta, Senin, 7 Maret 2016.

Dia mengungkapkan, dengan adanya regulasi yang mengatur hal tersebut, maka setidaknya dapat menahan dana hot money untuk bertahan lebih lama di pasar keuangan domestik, setidaknya minimal enam bulan. “Jadi sebelum enam bulan, tidak boleh keluar dahulu,” ucapnya.

Dengan demikian, kata dia, maka dana-dana asing yang masuk ke dalam negeri tersebut akan sulit masuk ke instrumen investasi yang berkarakter spekulasi. “Tidak apa-apa banyak hot money, asal tidak masuk ke instrumen untuk berspekulasi,” tukas Enny.

Selain itu, lanjut dia, regulator lain seperti OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) juga bisa menerbitkan ketentuan yang mampu mengarahkan hot money masuk ke produk investasi jangka panjang. Enny berharap, dana-dana capital inflow bisa dihimpun melalui Manajer Investasi atau sekuritas.

“Pemilik hot money bisa bekerja sama dengan Manajer Investasi atau pengelola dana jangka panjang lainnya. Sehingga, uang itu bisa masuk ke instrumen investasi dan bisa bertahan lebih lama di pasar uang maupun pasar modal kita,” tukasnya.

Dia menilai, tren penguatan rupiah terhadap dolar AS yang terjadi belakangan ini lebih besar ditopang oleh aliran hot money maupun utang luar negeri. Kondisi ini diharapkan bisa menjadi momentum bagi pemerintah untuk menjaga iklim investasi yang kondusif, agar tidak menciptakan capital reversal. (*) Rezkiana Nisaputra

Apriyani

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

10 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

10 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

11 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

12 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

12 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

15 hours ago