Jakarta – Generasi milenial mungkin tak mengenal sosok satu ini. Tapi, bagi generasi kolonial, terlebih yang berkarier di industri perbankan, dia tak asing lagi. Dia dikenal sebagai bankir pemberani dan memiliki integritas tinggi, serta authentic leader yang disegani, bak “Naga”.
Dia Prof. Dr. Djokosantoso Moeljono. Dia bankir senior. Benar-benar senior. Tak hanya usianya, yang bulan ini menginjak 81 tahun, tapi juga jam terbang, pengalaman, wawasan, ilmu, dan wisdom-nya. Dia, yang kelahiran Jakarta, 24 Desember 1940, laksana kamus. Kamus leadership.
Darinya telah lahir 12 buku. Buku pemikiran dan pengalaman, yang disarikan dari 34 tahun karier profesionalnya, yang 29 tahun di antaranya dihabiskan di industri perbankan. Buku ilmiah, dan serius.
Meski pemikiran dan pengalamannya telah digoreskan di 12 buku tersebut, namun selalu saja muncul permintaan dari para mantan kolega dan juniornya. Permintaan untuk menulis tentang kisah-kisah keberanian, kecerdikan, dan kelucuan yang belum muncul di 12 buku sebelumnya.
“Tampaknya memang belum semua terungkap,” ujar Djokosantoso Moeljono, yang kemudian memenuhi permintaan para kolega dan juniornya itu.
Itulah latar belakang kelahiran buku ke-13 karya Djokosantoso Moeljono, bankir senior, Direktur Bank Ekspor Impor Indonesia (BankExim) tahun 1986 1992, Direktur Bank Rakyat Indonesia (BRI) tahun 1992 – 1993, serta Direktur Utama BRI tahun 1993 2000: Mengungkap Yang Belum Terungkap.
Dan, Djokosantoso benar-benar memenuhi janjinya. Di buku setebal 365 halaman itu, Djokosantoso membuka semua kisah-kisahnya selama karier profesionalnya, mulai dari PN Garam, Ditjen Bea & Cukai, BankExim, hingga BRI. Kisah-kisah yang tak muncul di 12 buku sebelumnya. Kisah-kisah yang memberikan perspektif lain tentang kepemimpinan, pertemanan, dan profesionalitas.
Kisah keberanian dan kecerdikan Djokosantoso, yang membuat seorang nasabah utama BankExim menyebutnya sebagai Sang Naga, karena berhasil menyelesaikan masalah rumit yang menggantung dan menyulitkan posisi direksi selama dua tahun, hanya dalam tempo enam jam!
Kisah keberanian Djokosantoso saat menghadapi seorang konglomerat yang mencoba menekan dengan menulis surat ke Dirjen BUMN, Oskar Suriaatmaja. Saat itu, BankExim akan membangun gedung baru di Jalan Gatot Soebroto, yang saat ini menjadi kantor pusat Bank Mandiri.
Bersama Iwan R. Prawiranata, Direktur Utama BankExim yang juga diposisikan sebagai guru oleh Djokosantoso, menghadapi konglomerat yang meminta akses jalan dari SCBD ke Jalan Gatot Soebroto. Mereka berdua berhasil melunakkan konglomerat tersebut.
Juga kisah keberanian dan kekocakan Djokosantoso saat menghadapi persolan pelik dengan Pemda DKI hanya gara-gara robohnya kanopi kantor cabang Bank Exim Tanjung Priok. Dengan serius dia mengatakan bahwa yang harus bertanggung jawab atas robohnya kanopi tersebut adalah Belanda! Dan, masalahnya selesai.
Buku “Mengungkap Yang Belum Terungkap” ini juga mengupas bagaimana kegigihan dan keberanian Djokosantoso dalam memperjuangkan sesuatu yang dinilainnya sebagai prinsip. Misalnya saat dirinya memperjuangkan agar tenaga pimpinan junior BankExim ditugaskan mengambil S2 di luar negeri.
“Saya sampai dua kali digebrak meja oleh Direktur Utama,” ungkap Djokosantoso, dalam bukunya.
Direktur Utama yang dimaksud Djokosantoso adalah Moeljoto Djojomartono, Direktur Utama BankExim. Meski sering berseberangan pendapat, Djokosantoso tetap menghormati atasannya tersebut. Bahkan, Moeljoto dinilainya sebagai salah satu gurunya dalam kepemimpinan, khususnya kepemimpinan Jawa yang sarat domestic wisdom.
Membaca buku “Mengungkap Yang Belum Terungkap” ini laksana mendapatkan pembelajaran manajemen kepemimpinan yang disampaikan secara unik. “Kita mendapat begitu banyak proses pengambilan keputusan yang harus ditempuh oleh seorang pemimpin dengan variasi masalah dan tantangan yang berbeda,” ujar Dr. Tanri Abeng, M.B.A., Menteri Negara BUMN periode 1998 1999, dalam testimoninya.
Tanri menilai, dari perspektif kepemimpinan, Djokosantoso adalah seorang authentic leader yang senantiasa bersikap dan bertindak sesuai dengan values yang bersumber dari hati nuraninya.
“Authensitas dari kepemimpinan Prof. Djoko tergambar jelas di buku ini, seperti ketika beliau menjadi kepala bagian di cabang Surabaya, kemudian membuka cabang di beberapa kota dengan berhasil, hingga menduduki posisi puncak di BankExim,” sambung Prof. Muhadjir M. Darwin, M.P.A, Ph.D., Guru Besar Fisipol UGM.
Tak banyak tokoh sekaliber Djokosantoso mau buka-bukaan terkait pengalaman profesionalnya. Inilah yang membuat Dr. Aviliani, Komisaris BRI periode 2005 2014, begitu mengidolakan Djokosantoso. “Wah, rasanya saya ingin bisa mencontoh beliau untuk bisa terus mengisi kegiatan yang bisa berarti bagi orang lain,” ujar Aviliani.
Ya, Aviliani benar sekali. Hidup adalah soal seberapa besar kita berarti dan bermanfaat bagi orang lain. Dan, Djokosantoso, tak hanya saat memegang jabatan, setelah purnatugas pun masih terus membawa manfaat bagi banyak orang: bagi ribuan mahasiswanya di UMS, LPPI, UGM, Suspim Telkom, Pertamina, Jamsostek, UI, Unpad, IPB, serta bagi bankir-bankir muda yang sedang mengasah talenta leadership-nya.
Selamat ulang tahun ke-81, Prof. Djoko, Satrio Pringgondani.
Semoga senantiasa sehat, bahagia, produktif, dan berlimpah berkah. (Darto Wiryosukarto)
PROFIL BUKU
Judul: Mengungkap Yang Belum Terungkap
Penulis: Djokosantoso Moeljono
Halaman: 365 halaman
Terbit: Februari 2021 (Cetakan I), Oktober 2021 (Cetakan II).