oleh Agung Galih Satwiko
PASAR saham global kemarin umumnya melemah, pasar cenderung sepi menjelang Good Friday dan Easter holidays. Indeks Nikkei melemah 0,28%, indeks Hang Seng turun 0,25%, namun Shanghai Composite menguat 0,35%. Di Eropa, FTSE 100 Inggris naik 0,10% dan DAX Jerman naik 0,33%. Di AS, DJIA turun 0,45% dan S&P 500 index turun 0,64%. Pagi ini pasar Asia dibuka melemah, indeks Nikkei turun 0,74% (08.05 WIB).
High Frequency Trader, yaitu pelaku pasar saham yang mengandalkan algoritma dan kecepatan akses dalam bertransaksi saham, di Jepang memiliki kebebasan yang lebih dibandingkan di AS, Eropa, maupun China. Otoritas China saat ini tengah melakukan kajian untuk memberlakukan aturan yang lebih ketat terkait otomasi perdagangan saham dengan menggunakan algoritma, yang dipandang bertanggungjawab atas kejatuhan dan volatilitas pasar saham China akhir triwulan lalu dan awal tahun ini.
Demikian juga Eropa, dalam Financial Market Directives memperketat aturan high frequency trading, membuat high frequency trading menjadi tidak ekonomis sehingga mengarah pada plain vanilla trading. Sementara di AS, otoritas meminta trader menyampaikan algoritmanya untuk diteliti oleh otoritas. Namun demikian tidak di Jepang, peraturan Jepang membuka lebar perusahaan sekuritas menerapkan high frequency trading. Di tahun 2015, transaksi saham yang dilakukan oleh high frequency trader di Tokyo Stock Exchange mencapai 53%, naik dibandingkan pada tahun 2010 yang tercatat 10%.
Bank sentral Filipina kemarin menetapkan tingkat bunga acuan (overnight deposit rate) sebesar 4%, tidak berubah dalam 12 pertemuan Bank sentral terakhir. Bank sentral Filipina melihat event pemilihan umum yang akan diselenggarakan Mei mendatang diperkirakan akan mendorong perekonomian Filipina, sehingga tidak perlu bergabung dengan Negara lain yang menurunkan tingkat bunga acuan.
Sementara itu bank sentral Thailand juga mempertahankan tingkat bunga acuannya yaitu repo rate 1 hari sebesar 1,5%. Bank sentral Thailand saat ini mellihat menguatnya mata uang Thailand berpotensi memperlambat ekonomi Thailand.
Probabilitas kenaikan Fed Fund rate pada tanggal 27 April mendatang naik menjadi 14% kemarin, berdasarkan data CME FedWatch. Pelaku pasar mencermati pernyataan baik presiden the Fed Atalanta Dennis Lockhart, presiden the Fed San Fransisco John Williams, dan presiden the Fed Chicago Charles Evans minggu ini yang bullish terhadap ekonomi AS. Janet Yellen dalam pertemuan terakhir menyebutkan bahwa kenaikan Fed Fund rate pada bulan April masih dimungkinkan untuk terjadi, meskipun kenaikan Fed Fund rate tahun ini diperkirakan hanya akan terjadi dua kali lagi.
Pemerintah memutuskan proyek LNG Masela dibangun di darat (onshore), dengan pertimbangan biaya yang lebih murah dan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar, serta berpotensi mendatangkan devisa yang lebih besar di masa depan. Dengan dibangun di darat maka berbagai industri penunjang seperti pabrik pupuk dan industry petrochemical dapat dibangun dan mendatangkan devisa hingga USD6,5 miliar per tahun, jika dibandingkan dengan membangun di laut yang hanya mendatangkan devisa sebesar USD2,25 miliar per tahun, demikian menurut Menko Perekonomian. Dengan dibangun di darat, maka biaya pembangunan yang lebih rendah akan sesuai dengan harga LNG yang saat ini masih rendah. Menurut perhitungan kemenko Maritim dan Sumber Daya, pembangunan di darat diperkirakan membutuhkan biaya sebesar USD16 miliar, sementara jika di laut diperkirakan sebesar USD22 miliar.
Harga minyak dunia ditutup turun setelah data cadangan minyak AS naik untuk enam minggu berturut-turut. Energy Information Administration kemarin melaporkan kenaikan cadangan minyak AS sekitar 9,4 juta barrel menjadi 532,5 juta barrel minggu lalu. Angka tersebut jauh di atas perkiraan pelaku pasar yaitu kenaikan sebesar 2,7 juta barrel. Pada perdagangan kemarin, WTI crude Nymex untuk pengiriman Mei turun USD1,66 (4%) ke level USD39,79 per barrel. Sementara Brent crude London’s ICE untuk pengiriman Mei turun USD1,32 (3,2%) ke level USD40,47 per barrel.
Yield US Treasury bonds (UST) turun karena sentimen pelaku pasar yang cenderung menjual aset berisiko seperti saham dan oil futures. Yield UST 10 year turun 6 bps ke level 1,87%. Sejak awal tahun ini, yield UST 10 year telah turun 40 bps (akhir tahun lalu 2,27%). Sementara itu yield UST 30 tahun turun 6 bps ke level 2,66%. Di Eropa, yield German bund tenor 10 tahun turun 2 bps ke level 0,19%.
Pasar SUN kemarin ditutup menguat, yield SUN tenor 10 tahun turun 2 bps ke level 7,77%. Yield SUN tenor 10 tahun telah turun 97 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 8,74%. IHSG ditutup turun 1,9 poin (0,04%) ke level 4.854,2. Investor asing membukukan net buy sebesar Rp331,9 miliar, sehingga year to date investor asing membukukan net buy sebesar Rp5,1 triliun. Year to date IHSG membukukan peningkatan indeks sebesar 5,7% (IHSG akhir tahun lalu sebesar 4.593,00). Sementara itu, nilai tukar Rupiah relatif stabil di level Rp13.183 per Dolar AS. NDF Rupiah 1M melemah Rp75 ke level Rp13.265 per USD. Secara teknikal Rupiah diperkirakan akan melemah. Persepsi risiko turun, dengan turunnya CDS spread 5Y sebesar 3 bps ke level 201. CDS spread telah turun 29 bps dari akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 230 bps. (*)
Penulis adalah staf Wakil Ketua DK OJK