Jakarta – Berbagai inisiatif dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dalam memberdayakan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Tanah Air.
Salah satunya melalui penyelenggaraan Bazaar UMKM BRILiaN yang bertujuan memperluas penjualan dan jangkauan pemasaran produk UMKM.
BRI kembali mengadakan kegiatan Bazaar UMKM BRILiaN yang berlangsung di Area Taman BRI, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Senior Executive Vice President (SEVP) Ultra Mikro BRI Muhammad Candra Utama mengatakan, Bazaar UMKM BRILiaN bertujuan untuk mendorong penjualan dan memperluas pasar produk UMKM.
Kegiatan bazaar ini menjadi platform yang efektif untuk mempromosikan produk-produk usaha, sehingga dapat dikenal di berbagai wilayah dan meningkatkan pendapatan pelaku usaha.
Baca juga : Selamatkan Sritex! Prabowo Perintahkan Empat Menteri “Turun Gunung”
“Kegiatan Bazaar UMKM BRILiaN telah menjadi program rutin kami sejak 2021. Kali ini, para pelaku usaha menghadirkan produk unggulan yang mencerminkan potensi terbaik dari daerah mereka, seperti buah-buahan segar, keripik pisang, talas, dan banyak lagi.
Pihaknya pun berkomitmen untuk terus mendukung produk-produk unggulan ini agar penjualan dan jangkauan pasarnya semakin meluas.
Dengan dukungan yang terus mengalir dari BRI, pelaku UMKM lainnya bdapat meningkatkan kualitas dan daya saing produk lokal mereka di pasar yang lebih luas.
Berdayakan UMKM Lokal
Satu diantara UMKM lokal yang sukses hasil pemberdayaan BRI yakni Riki Junaidi pemilik usaha keripik pisang “Njik Njik” asal daerah Bakauheni, Provinsi Lampung.
Riki yang sudah memulai usahanya sejak 15 November 2015, sudah merasakan usahanya kian berkembang setelah memperoleh pemberdayaan dari bank pelat merah ini.
Salah satu keunikan usaha Riki adalah memanfaatkan banyaknya pisang yang melimpah di sekitar Bakauheni. Keripik pisang, sebagai oleh-oleh khas Lampung, menjadi favorit di kalangan wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.
Baca juga : Gojek Tingkatkan Literasi Keuangan Mitra, Tekankan Bahaya Judi Online
“Setiap wisatawan pasti bertanya, di mana bisa mendapatkan keripik pisang,” akunya.
Namun, perjalanan usaha Riki tidak semudah membalik telapak tangan. Pada awal membuka usaha, ia mengalami tantangan untuk memasarkan produknya.
Untuk memperkenalkan produknya, Riki memberikan tester kepada masyarakat sekitar selama tiga bulan. “Kami ingin memastikan produk kami layak jual sebelum diluncurkan secara resmi,” tambahnya.
Riki juga menghadapi tantangan dalam hal sumber daya manusia (SDM), tetapi ia mengatasinya dengan merekrut dan melatih tetangga. Penjualan produknya dilakukan dengan sistem titip di warung-warung setempat, memudahkan akses bagi konsumen.
Salah satu yang membuat “Njik Njik” berbeda dari kompetitornya adalah proses penggorengan yang dilakukan sebanyak tiga kali, memberikan cita rasa khas yang sulit ditandingi. Saat ini, omzet penjualan keripik pisang “Njik Njik” mencapai puluhan juta rupiah per bulan.
Riki mengapresiasi peran BRI yang telah memberikan berbagai dukungan, termasuk pelatihan, bazar, serta aspek pembiayaan.
“Kami berharap bisa terus terlibat dalam pelatihan dan pameran yang diadakan BRI untuk mendukung kemajuan UMKM kami,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama