Jakarta – Selain memperluas akses pembiayaan ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Bank DKI juga terus mendorong pemberdayaan dan melakukan pendampingan agar UMKM dapat tumbuh dan berkembang dalam menopang perekonomian daerah dan nasional.
Sebagai informasi, Bank DKI mencatatkan penyaluran KUR pada tahun 2022 sebesar 100% dari kuota atau sebesar Rp1,15 triliun kepada kurang lebih 6.023 pelaku usaha UMK dan Mikro. Adapun untuk tahun 2023, Bank DKI mendapatkan porsi sebesar Rp2,8 triliun dengan rincian alokasi konvensional sebesar Rp2 triliun, dan Syariah sebesar Rp800 miliar.
Baca juga: Bank DKI Kedepankan Inovasi Transaksi Pembayaran Digital, Ini yang Sudah Dicapai
Untuk mendorong pemberdayaan UMKM, Bank DKI berkolaborasi bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar program edukasi literasi keuangan kepada lebih dari 500 pelaku UMKM binaan Suku Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Administratif Jakarta Timur atau yang dikenal dengan JakPreneur.
Direktur Teknologi & Operasional, merangkap Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama Bank DKI, Amirul Wicaksono menyampaikan, program pelatihan literasi keuangan tersebut merupakan komitmen Bank DKI untuk mendorong para pelaku UMKM agar siap menghadapi tantangan dan menyambut peluang di era ekonomi yang semakin kompetitif.
”Dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dalam pengelolaan keuangan, diharapkan UMKM dapat mengelola usaha secara lebih efisien dan berkualitas, sehingga meningkatkan daya saing serta dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan,” ujar Amirul dalam keterangannya dikutip 19 Agustus 2023.
Adapun pelatihan pemberdayaan UMKM yang dikemas dalam tema ”Mental Wirausaha dan Literasi Pengelolaan Keuangan Pribadi” ini telah dilakukan sepanjang periode Juli 2023 di 10 wilayah Kecamatan di DKI Jakarta, yakni Cakung, Duren Sawit, Jatinegara, Pulo Gadung, Matraman, Kramat Jati, Kampung Makassar, Pasar Rebo, Cipayung dan Ciracas.
“Program yang telah berjalan merupakan pilot project dan kedepannya akan dilanjutkan ke wilayah DKI Jakarta lainnya,” imbuh Amirul.
Menurut Kasudin PPKUKM Jakarta Timur, Derlina Melinda Sagala, kegiatan tersebut juga merupakan wujud implementasi Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Kewirausahaan Terpadu.
“Pelatihan diisi oleh para pakar kewirausahaan, praktisi perbankan, praktisi UMKM dan kewirausahaan dari Bank DKI serta pendamping JakPreneur Pemprov DKI Jakarta. Para pelaku UMKM/Jakpreneur yang turut hadir juga merasa mendapatkan manfaat besar dari kegiatan pelatihan ini dan berharap pelatihan kewirausahaan sejenis dapat diadakan lebih sering dan rutin,” tambahnya.
Selain dari sisi permodalan, Bank DKI juga aktif mendukung pelaku UMKM melalui program digitalisasi pasar di DKI Jakarta, khususnya pasar kelolaan Perumda Pasar Jaya. Bank DKI turut menghadirkan ekosistem pembayaran melalui aplikasi JakOne Abank, implementasi QRIS, hingga digitalisasi pembayaran di fasilitas lainnya dalam lingkungan pasar, yang diharapkan dapat mendorong penerapan transaksi nontunai.
Baca juga: Hadapi Era Digitalisasi, Bank DKI Adaptif Manfaatkan Saluran Informasi
Dalam hal solusi layanan digital, Bank DKI juga terus mengembangkan aplikasi JakOne Mobile sebagai super apps dengan berbagai fitur layanan digital yang dapat mengakomodir berbagai kebutuhan transaksi keuangan harian khususnya bagi para pedagang maupun pengunjung pasar, seperti pembayaran berbagai tagihan, pajak, retribusi, belanja online, top up uang elektronik, hingga transaksi QRIS.
Berbagai terobosan digitalisasi yang dilakukan Bank DKI diharapkan memberikan manfaat perluasan inklusi keuangan di DKI Jakarta melalui transaksi non-tunai, salah satunya kemudahan dalam mengajukan kredit ataupun pembiayaan. Bank DKI juga menyediakan e-form dan aplikasi digital lending sebagai bagian proses digitalisasi dalam rangka memaksimalkan proses kredit dan pembiayaan bagi nasabah. (*)