Jakarta – Agar struktur sistem keuangan Indonesia menjadi lebih seimbang dengan fungsi intermediasi yang lebih optimal, Doddy Zulverdi, Calon Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, paradigma sektor keuangan di Indonesia harus berubah dari tradisional menjadi modern.
Dirinya menjelaskan, sektor keuangan yang saat ini banyak dibatasi oleh sekat antarlembaga, antarpasar, antarotoritas, perlu diubah lebih mulus atau menjadi sektor keuangan modern yang terintegrasi, berbasis digital, serta mampu mendukung kebutuhan pembiayaan hijau.
“Untuk mewujudkannya, maka kerangka kebijakan, regulasi dan pengawasan di sektor keuangan perlu dibangun dengan pendekatan terintegrasi di dalam bauran yang saling memperkuat secara end-to-end, baik dari sisi pengguna, sektoral maupun spasial,” ujar Doddy dalam uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test), di Gedung Parlemen, Kamis, 7 April 2022.
Doddy menambahkan, sejalan dengan kebutuhan untuk mengubah paradigma sektor keuangan menjadi lebih modern, jika dirinya terpilih menjadi Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal nantinya, maka peran OJK dalam mendorong integrasi dan intermediasi keuangan perlu ditingkatkan.
“Sebagai contoh untuk mendorong fungsi intermediasi perbankan, OJK perlu mengembangkan kebijakan mengarahkan permodalan dan likuiditas yang mengarahkan bank agar lebih banyak mencari profit dari peningkatan volume kredit bukan dari interest margin, misalnya ke sektor yang memiliki rate elasticity yang tinggi,” tambahnya.
Selain itu, Doddy mengungkapkan, dalam merespon tren digitalisasi, OJK perlu merumuskan kebijakan yang dapat memitigasi dampak negatifnya terhadap penyedia jasa keuangan tradisional agar tidak menganggu stabilitas sistem keuangan.
Lalu, dalam mendorong pengembangan keuangan hijau, OJK perlu mempercepat perumusan strategi pengembangan pasar, instrument dan infrastruktur pendukung keuangan hijau dengan mengoptimalkan peran kerjasama internasional.
Sementara itu, untuk memperkuat pemahaman OJK mengenai sektor-sektor dan daerah-daerah yang perlu menjadi fokus fungsi intermediasi, OJK perlu meningkatkan kapasitas riset dan analisis di bidang ekonomi riil, keuangan dan moneter. Serta, penguatan kapasitas riset dan analisis membutuhkan penguatan data dan informasi.
“Melalui penguatan perannya dalam menyeimbangkan struktur sistem keuangan dan meningkatkan kedalaman pasar keuangan, OJK sekaligus dapat memperkuat perannya dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan bersinergi dengan lembaga terkait. Struktur kelembagaan internal OJK yang terintegrasi, didukung kapasitas SDM OJK dan perluasan kerjasama internasional untuk membuka ruang inovasi,” tutupnya. (*) Ayu Utami