Kendati demikian, kata dia, dengan posisi cadangan devisa per akhir April 2017 yang tercatat US$123,2 miliar, atau lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Maret 2017 yang sebesar US$121,8 miliar, maka depresiasi rupiah yang berlebih masih dapat mampu dicegah.
“Dolar terus menguat dengan euro yang terus terkoreksi dan juga ekspektasi kenaikan FFR target di Juni 2017 yang perlahan tumbuh. Di sisi lain, koreksi harga komoditas masih terus meminta penguatan dolar,” ucapnya.
Menurut Bank Indonesia (BI) sendiri, posisi cadangan devisa yang tercatat US$123,2 miliar ini, cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More