Categories: Analisis

Bunga KUR Tinggi, Mampukah Mencapai Target

Untuk mendorong penyaluran KUR, pemerintah kembali mempertegas kebijakan penurunan suku bunga KUR melalui Paket Kebijakan Ekonomi III, dimana tingkat bunga KUR diturunkan dari 22% menjadi 12%. Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro juga menyampaikan bahwa pemerintah telah menaikkan anggaran untuk subsidi bunga KUR sebesar Rp1 triliun, dari sebelumnya hanya Rp400 miliar. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan akses wirausahawan kepada kredit perbankan. Kementrian Kordinator BIdang Perekonomian pun meminta bank-bank melakukan upaya pro aktif dalam menyalurkan KUR.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah penyaluran kredit UMKM dan MKM hingga Juli 2015 mencapai Rp708,31 triliun, atau tumbuh sebesar 8,77% dibandingkan periode yang sama 2014 yang sebesar Rp651,18 triliun. Dari jumlah tersebut, penyaluran kredit mikro mencapai Rp155,69 triliun atau mencapai 21,98% dari total kredit UMKM dan MKM. Penyaluran kredit mikro mengalami pertumbuhan sebesar 16,79% dibandingkan dengan Juli 2014 yang mencapai Rp133,31 triliun.

Kendati bunga KUR telah diturunkan sebesar 12% dan akan kembali diturunkan menjadi 9%, para pelaku UMKM menilai tingkat bunga tersebut masih cukup tinggi. Merekapun berharap, suku bunga KUR dapat kembali diturunkan dari 9% di tahun depan.

Sejatinya, keringanan KUR tidak hanya dari sisi bunga, melainkan juga dari sisi agunan. Sebab, pemerintah tidak memberlakukan agunan bagi UMKM. Risiko dari kredit KUR telah dijaminkan kepada Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) dan Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo).

Berdasarkan data Jamkrindo, saat ini Perseroan telah menjamin 60% realisasi penyaluran KUR dari tiga bank penyalur yaitu BRI, Bank Mandiri dan BNI. Hanya saja, Direktur Utama Perum Jamkrindo, Diding S. Anwar mengaku, rasio klaim penjaminan KUR sangat terpengaruh oleh kondisi perlambatan ekonomi saat ini. “Tahun ini, Perseroan mengerjar target volume penjaminan KUR sebesar Rp15 triliun” ujarnya optimis.

Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto mengusulkan, agar pemerintah dapat memperkuat modal lembaga penjamin KUR (Jamkrindo dan Askrindo) untuk bisa mewujudkan penurunan suku bunga KUR menjadi 9% di 2016 mendatang. “KUR kan dijamin oleh Askrindo dan Jamkrindo, berarti pemerintah harus memperkuat modal kedua lembaga penjamin KUR itu,” tukasnya.

Page: 1 2

Apriyani

Recent Posts

BTN Raih Sertifikat Predikat Platinum Green Building

Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More

12 hours ago

BI Catat DPK Tumbuh 6 Persen per Oktober 2024, Ditopang Korporasi

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More

13 hours ago

Apindo Tolak Kenaikan PPN 12 Persen: Ancam Daya Beli dan Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

13 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Ditutup Menghijau ke Level 7.195

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More

13 hours ago

BI Laporkan Uang Beredar Oktober 2024 Melambat jadi Rp9.078,6 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More

14 hours ago

IIF Raih Peringkat Gold Rank pada Ajang Penghargaan ASRRAT

Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More

14 hours ago