Pasar Modal

Bunga Acuan Naik Lagi, IHSG Masih Berpeluang Sentuh 7.300 Hingga Akhir Tahun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50bps menjadi 5,25%. Meski suku bunga BI naik, IHSG hingga akhir tahun masih berpeluang capai 7.300.

“IHSG masih relatif support, konsolidasi lebih tinggi jelang akhir tahun, dan awal tahun ada kecenderungan testing high, 7.200-7.300 kemungkinan wajar, bahkan bisa berpeluang 7.400 tapi kecil kemungkinannya,” ucap Founder Traderindo, Wahyu Laksono kepada Infobanknews, 17 November 2022.

Ia juga menambahkan bahwa, tren kebijakan pengetatan uang atau tightening policy saat ini sudah mulai terlihat jenuh, sehingga pergerakan suku bunga BI tersebut telah menjadi bagian dari priced in atau telah lebih dulu terbaca oleh pasar.

“Tightening policy itu sudah trending, bahkan mulai jenuh trendingnya. Masih sejalan walau tidak seagresif barat seperti Amerika Serikat dan Eropa yang (naik) 75bps, kita masih harmonis lah,” imbuhnya.

Meski begitu, suku bunga The Fed masih berada di level yang makin tinggi, sehingga tekanan semakin berat bagi pasar keuangan, bursa, bahkan pembiayaan seperti obligasi dan dana pensiun.

“Saat ini suku bunga masih akan naik, namun, dari FOMC terakhir mungkin agresifitasnya berkurang, misal jadi naik hanya 50 atau 25bps. Ini sudah cukup memberikan angin segar bagi pasar, ketika USD terkoreksi, bursa major currency dan emas rebound.  Artinya, walaupun masih tren turun, lajunya ga sedalam sebelumnya, terkendali atau bahkan bisa konsolidasi,” ujar Wahyu.

Dengan diperkirakan adanya agresifitas yang berkurang tersebut juga akan berdampak positif kepada suku bunga BI yang juga kemungkinan akan menurunkan besaran kenaikan suku bunganya menjadi hanya 25bps.

Di samping itu yang masih terdampak bagi Indonesia adalah laju pelemahan obligasi dan mungkin masih akan melemah tetapi sejalan dengan hal tersebut diperkirakan akan melambat dan bahkan mampu untuk rebound di 2023.

“Data inflasi kita jadi salah satu isu yang mungkin akan masih terkendali, nilai rupiah juga dipantau sebagai faktor bisa jadi masih melemah tapi ya itu tadi jika dollar sudah overbought, bisa jadi pelemahan, rupiah akan oversold juga dan bisa rebound, rupiah pun relatif kuat better than kawasan or emerging markets apalagi major currency seperti euro, pounds, yen, kita cukup kuat dan stabil,” tambahnya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Begini Sinergi Pemerintah dan Swasta Perangi Judi Online

Jakarta - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebut judi online menjadi permasalahan serius… Read More

38 seconds ago

BI Dinilai Perlu Tahan Suku Bunga di Level 6 Persen, Ekonom Beberkan Alasannya

Jakarta - Bank Indonesia (BI) dinilai perlu untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI… Read More

5 hours ago

IHSG Ditutup Terkerek 0,86 Persen ke Zona Hijau, Hampir Semua Sektor Menguat

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mempertahankan posisinya di zona hijau pada penutupan… Read More

5 hours ago

Kontribusi Dana Pensiun Hanya 5 Persen dari PDB, OJK Siapkan Strategi Ini

Jakarta - Industri dana pensiun adalah salah satu industri keuangan yang memainkan peran vital bagi… Read More

5 hours ago

Begini Peran Bos Sriwijaya Air Hendry Lie dalam Kasus Korupsi Timah

Jakarta – Kasus skandal korupsi tata niaga timah kini masuki babak baru. Salah satu pendiri… Read More

5 hours ago

Pembiayaan Syariah Maybank Indonesia Tembus Rp30,98 Triliun hingga September 2024

Jakarta - PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung pertumbuhan usaha… Read More

6 hours ago