Jakarta – Salah satu perusahaan e-commerce asal Indonesia, PT Bukalapak.com Tbk akan segera melantai di bursa pasar modal Indonesia lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Penawaran saham perdana ini akan digunakan untuk memperkuat permodalan kerja perseroan.
Rencananya, Bukalapak akan melepas sebanyak 25% saham ke publik. Dalam paparannya, saham baru akan ditawarkan di kisaran Rp750 hingga Rp850 per lembar sahamnya. Masa penawaran awal dijadwalkan pada periode 9-19 Juli.
Sementara itu, surat efektif dari OJK diharapkan akan terbit pada 26 Juli dan masa penawaran umum dimulai pada 28-30 Juli. Nantinya, saham dengan kode BUKA akan tercatat dan diperdagangkan di Bursa Saham Indonesia pada 6 Agustus mendatang.
President Director Bukalapak, Rachmat Kaimuddin mengungkapkan pihaknya akan menjangkau pasar potensial di luar kota-kota besar untuk menambah jumlah transaksi. Menurutnya, saat ini sebanyak 70% transaksi e-commerce terjadi di kota-kota besar dan hanya 10% dari jumlah penduduk Indonesia. Maka dari itu, potensi pasar di luar kota besar masih cukup menguntungkan.
“Kita berekspansi dengan membuka jaringan offline to online melalui Mitra Bukalapak. Kita digitalisasi warung dan warung ini akan menjadi infrastruktur tambahan. Kami punya total ekosistem online dan offline, all-commerce,” ujar Rachmat pada Public Expose Bukalapak, Jumat, (9/7/2021).
Dari sisi kinerja, di sepanjang tahun 2020, Bukalapak berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp1,35 triliun. Pencapaian ini bertumbuh positif jika dibandingkan dengan perolehan pendapatan ahun 2019 yang mencapai Rp1,07 triliun. Namun, karena beban pokok penjualan dan pemasaran yang besar, tahun lalu Bukalapak catat rugi bersih hingga Rp1,34 triliun. Rugi ini tercatat turun drastis dari tahun sebelumnya yang tercatat mencapai Rp2,79 triliun.