Jakarta – Rupiah diperkirakan akan berpotensi menguat, seiring beberapa mata uang negara Asia yang juga bergerak positif. Meski dolar Amerika Serikat (AS) tetap tinggi pada awal 2025.
Perkiraan itu tecermin dari pembukaan perdagangan pasar 2025, dengan indeks dolar pagi ini berada di level tertinggi dalam dua tahun di kisaran 108,55.
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra menjelaskan, penguatan dolar AS tersebut dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar terhadap pertumbuhan ekonomi global di 2025 ini, serta efek kebijakan dari Presiden AS, Donald Trump.
“Ada kekhawatiran tekanan dari kebijakan ekonomi Presiden Trump, perang, suku bunga AS yang tidak turun lagi, pelambatan ekonomi China, dan lain-lain. Hal tersebut mendorong pasar masuk ke aset aman di dolar AS sehingga dolar menguat,” kata Ariston saat dihubungi Infobanknews, Kamis, 2 Januari 2025.
Baca juga: Jokowi Masuk Daftar Tokoh Dunia Terkorup 2024 Versi OCCRP
Baca juga: Perdagangan Perdana 2025, IHSG Langsung Ngegas ke Level 7.103
Baca juga: Harga Emas Antam Naik Rp9.000, jadi Segini per Gramnya
Ariston menyebut pada pagi ini juga beberapa nilai tukar regional seperti dolar Singapura (SGD), Thailand Bhat (THB), Peso Filipina (PHP), dan Won Korea (KRW) bergerak menguat.
“Mungkin saja di awal tahun, pasar masuk lagi membeli mata uang lokal untuk keperluan bisnis yang memerlukan mata uang lokal. Jadi ada peluang rupiah menguat hari ini,” jelasnya.
Ariston memperkirakan rupiah akan berada di level Rp16.080 per dolar AS hari ini.
“Potensi penguatan ke arah Rp16.080, dengan potensi resistance di kisaran Rp16.150,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra